Penyuluh Agama Islam KUA Binduriang Kreatif Manfaatkan Waktu Luang

REJANG LEBONG (HUMAS) ---- Penyuluh Agama Islam KUA Binduriang Zulkarnain, S. Ag, Ali Imran, S. Pd dan Sopian memanfaatkan waktu di sela-sela tidak ada tamu membahas mengenai tradisi ataupun budaya yang ada di masyarakat sekitar. Adapun budaya yang dibahas yakni tradisi dimasyarakat yang sebagian masih membudayakan bakar kemenyan apabila ada hajat ataupun hajat tersebut sudah di kabulkan. Masyarakat menganggab bahwa adanya suatu kekuatan ataupun pertolongan jika membakar kemenyan.(25/07).

Masyarakat Indonesia adalah masyarakat yang lekat dengan tradisi. Bahkan tidak hanya lekat, melainkan tradisi sudah menjadi salah satu napas hidup masyarakat Indonesia yang nota bene mayoritas umat muslim. Islam pun dibawa masuk ke Indonesia (Nusantara) melalui ragam pendekatan tradisi dan budaya (kultural). Dan hal ini menjadikan sedikit banyak umat muslim di Indonesia memiliki tolok ukur maupun khazanah tradisi dalam setiap tindak-tanduk maupun dalam merespons fenomena kehidupan.

Membakar wewangian juga merupakan salah satu sunnah Nabi SAW yang banyak dilupakan, hal ini biasa dilakukan di Masjidil Haram ataupun di masjid Nabawi. Namun tak bisa dipungkiri di Indonesia sendiri, membakar menyan, dupa, bukhur, dan gaharu kerap digunakan untuk ritual-ritual animisme dan perdukunan.
Segala sesuatu yang terjadi, dikabulkan atau belum dikabulkan sebuah permohonan kita sebagai manusia itu semua atas kehendak Allah SWT serta perbuatan seperti itu merupakan perbuatan syirik Ungkap Zulkarnain

Ali Imran menjelaskan jika untuk merubah atau memberantas hal tersebut tentunya tidaklah mudah karena berhadapan langsung dengan masyarakat yang kepercayaannya itu turun menurun dari zaman nenek moyang sampai ke zaman sekarang akan tetapi kita bisa mulai dari diri kita sendiri, keluarga dekat dan masyarakat yang ada di lingkungan tempat kita tinggal. Maka atas izin Allah generasi selanjutnya dapat meninggalkan budaya bakar kemenyan yang tidak ada anjuran dalam agama islam yang kita anut.

Sopian juga sependapat dengan apa yang dijelaskan oleh Ali Imran bahwa untuk memutus mata rantai budaya yang tidak ada anjuran dalam islam haruslah mulai dari diri sendiri dan keluarga, jika hal ini langsung kita sampaikan pada khlayak umum maka secara tidak langsung kita akan di benci oleh sebagian masyarakat yang tidak sepahaman dengan pendapat kita. 

 


TERKAIT

Berita LAINNYA