Seluma (Humas) - Dalam kehidupan sosial, masyarakat di klasifikasikan dalam berbagai tingkat. Pasangan suami istri merupakan bagian terkecil dari masyarakat yang berperan dan bertanggungjawab untuk membangun dan mengayomi keluarga. Selama menjalani kehidupan rumah tangga, suami istri kerap dihadapkan berbagai perspektif dan perbedaan yang akan menimbulkan dinamis konflik rumah tangga. Melihat realitas sosial di Indonesia, menyatukan dua pikiran manusia menjadi satu tidaklah mudah. Konflik keluarga timbul karena ketidaksiapan pasangan menjadi orang tua, baik dari segi ekonomi ataupun mental.
Halimah selaku Pemateri dan juga Penyuluh agama Islam Kecamatan Sukaraja mengatakan Kecerian nampak di wajah calon-calon pengantin ini setelah mengikuti bimwin di KUA Kecamatan Sukaraja pada hari Rabu,07/08 , karena mereka mendapatkan bekal ilmu pengetahuan baik dari segi agama ataupun kesehatan secara gratis. Sehingga mereka mengetahui bagaimana cara membangun keluarga sakinah , keluarga yang tenang, tentram, penuh kebahagiaan, dan sejahtera baik secara lahir atau batin, serta tidak gentar ketika menghadapi ujian yang ada dalam rumah tangga.
Disampaikan juga oleh Pemateri dari BKKBN Yossie bahwa pasangan suami dan isteri harus berupaya agar memiliki pengetahuan yang cukup tentang kesehatan dan gizi sehingga mampu memberikan layanan yang terbaik bagi anak-anaknya. Dengan harapan, mereka kelak dapat menjadi generasi yang unggul dan berkualitas.Terkait dengan hal tersebut, semua anggota keluarga harus terlibat, peduli dan berpartisipasi agar kasus stunting tidak lagi ada dalam keluarga Dalam mencegah kasus stunting maka keluarga juga harus berperan pula untuk mencegah nikah dini dan hamil di usia muda, jelas Yossie .
Salah satu calon Pengantin Asep mengatakan sangat senang dengan Acara Bimwin ini karena mendapatkan banyak ilmu yang bermanfaat yang selama ini tidak diketahuinya dan sangat berterima kasih dengan pihak KUA karena telah diundang untuk mengikuti acara bimwin ini. (Naf/JA)