Sumpah Pemuda, Peran Guru Dan Masa Depan Generasi Muda

Peringatan sumpah pemuda yang dilakukan setiap tanggal 28 Oktober tentunya tidak terlepas dari perjuangan tokoh pemuda Indonesia dari setiap daerah berpuluh tahun yang lalu, pemuda yang terbagi dalam kelompok-kelompoknya masing masing ada Jong Java, Jong Ambon, Jong Sumatera, Jong Sulawesi dan kelompok pemuda lainnya bersatu untuk membela bangsa dari penjajahan, menyatukan pikiran, ide dan kekuatan untuk membela bangsa, menjauhkan bangsa dari kebodohan dan penindasan.

Tahun ini merupakan peringatan 90 tahun hari Sumpah Pemuda, dihampir satu abad peringatan ini tentunya telah banyak peran generasi muda dalam mengisi kemerdekaan dan perubahan yang disumbangkan oleh generasi muda indonesia. Banyaknya prestasi yang diraih oleh para pemuda di ajang-ajang bergengsi baik olahraga maupun intelektual atau pendidikan tingkat nasional maupun internasional merupakan bentuk sumbangsih pemuda untuk bangsa tercinta.

Namun dibalik prestasi-prestasi yang diukir tersebut kita juga menyadari dan mengakui fakta lain yang mencoreng generasi muda Indonesia, banyaknya kasus bunuh diri, pemakaian narkoba, miras, free sex dan perbuatan amoral lainnya yang membuat kita khawatir akan generasi muda selanjutnya. Kebebasan-kebebasan yang diperoleh seakan membuat generasi muda lupa akan masa depan bangsa bahkan masa depan dirinya sendiri.

Tentunya semua ini menjadi momok bagi bangsa kita, penggiat pendidikan seperti guru khususnya di pendidikan berbasis agama seperti madrasah telah berusaha untuk dapat mencegah sedini mungkin dengan memberi dan menanam pemahaman akhlakul karimah pada generasi muda sejak dini melalui mata pelajaran Akidah Akhlak, mulai dari bangku pendidikan terendah MI, MTs bahkan MA, disini kita menyadari betapa besar peran madrasah untuk menjadikan generasi penerus yang berakhlakul karimah dengan Iman dan Taqwa di dalam hatinya untuk bisa membentengi diri agar tidak terpengaruh dan terjun bebas kedalam gelapnya pergaulan bebas yang membuat masa depan menjadi suram.

Sejauh mana keberhasilan guru dalam membentuk akhlak siswanya juga tidak terlepas dari peran keluarga dan lingkungannya. Langkah sederhana untuk memberi pemahaman akhalakul karimah ini dapat dilakukan dengan cara dimulai dari diri sendiri, dimulai dari sekarang dan dimulai dari hal yang terkecil.

 Dimulai dari diri sendiri artinya kita sebagai orangtua dan gurulah yang harus memberi contoh bagaimana berakhlakul karimah yang baik, mulai dengan senyuman memberi salam dan menyapa dengan kasih sayang, menyampaikan materi dengan kreatif dan inovatif dan menegur dengan tidak menyudutkan siswa seperti yang diajarkan oleh Rasulullah SAW.

Dimulai dari sekarang artinya tidak ada kata terlambat bagi orang tua dan guru untuk melakukan perubahan, mulai dari sekarang kita bergerak berpacu dengan waktu untuk menciptakan generasi muda yang bisa memberikan suri tauladan yang baik dengan berakhlak mulia dimanapun berada, dengan siapapun bergaul tua maupun muda.

Dimulai dari hal terkecil artinya sudah sepatutnya kita memberi contoh mulai dari hal – hal seperti minum dengan duduk, selalu mengucapkan bismillah saat memulai pekerjaan, memberi salam dan bersalaman saat bersua dengan kerabat dan mungkin banyak contoh lainnya yang bisa kita mulai dari diri sendiri.

Kedepannya melalui peringatan sumpah pemuda ini besar harapan kita untuk dapat mewujudkan generasi muda yang kreatif, inovatif dan berakhlakul karimah menuju indonesia emas 2045. (Remol)


TERKAIT

Opini LAINNYA