Oleh Drs.H.Ajamalus, MH (Ka.Kantor Kemenag Kab. Mukomuko)
Salah satu tujuan ibadah puasa agar umat Islam mencapai tingkat ketaqwaan. “La’allakum Tattaqun” mudah-mudahan kamu menjadi orang yang bertaqwa. Oleh karena itu kepada umat Islam untuk dapat mengerjakan ibadah puasa dengan penuh ketaatan supaya diterima Allah SWT. Bukan puasa karena ikut-ikutan. Makna taqwa itu ada empat. Pertama Tawadu’ (rendah hati). kedua, Qonah’ah (ridho). ketiiga,Wara’ dan keempat yakin.
Tawadu’ atau rendah hati ditanam dalam diri orang yang bertaqwa. Hanya Allah SWT yang lebih tinggi dari semuah ciptaannya yang ada dipermukaan bumi. Di mata Allah, semua manusia sama. Yang membedakan hanya iman dan ketaqwaan. Bila kita sadari bahwa manusia sama di sisi Allah. Maka akan hilang pada diri kita sifat dengki, sifat sombong dan penyakit hati lainnya. Penaman keyakinan dan pemahaman bahwa yang mempunyai nilai lebih disisi Allah adalah ketaqwaannya perlu ditanam dengan kuat, sebagaimana firman Allah swt: “Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling taqwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengetahui” (QS. Al Hujarat :13).
Bulan ramadhan adalah bulan penuh kasih sayang. Dalam bulan ini diharapkan akan timbul sifat saling tolong-menolong dalam kebaikan antar sesame umat manusia. Dalam Alquraan dikatakan, “ta’awanu ‘allalbirri wattakwa wala ta’a wanu alal ismi wal’udwan”. Saling tolong-menolonglah dalam kebaikan dan ketaqwaan. dan janganlah tolong-menolong dalam kejahatan dan dosa, sebagaimana firman Allah swt: “Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya (QS.Al-Mâidah 5:2)
Selanjudnya qana’ah adalah redho dan rela menerima apah yang sudah ditentukan Allah SWT. Manusiah harus menshukuri apah yang telah diberikan Allah SWT. Tanpa harus mengerutu atas apah yang telah terjadi pada dirinya. Berserah apa telah terjadi kepada Allah SWT. Kana’ah itu juga memiliki sarat, harus melakukan usaha dengan penuh ketekunan. Terus berdolah kepada Allah SWT.
Sedangkan maknah taqwa yang ketiga yaitu wara’ atau terhindar ari sifat ragu. umat muslim tidak boleh memiliki sifat ragu. Dalam undang-undang usul piqih, disebutkan apabilah adah ragu antara dua permasalahan, maka kembaki kepada asal kejadian. Misalnya kita pergi atau tidak, maka ambil tidak, dan makna yang terakhir adalah yakin.
Kita harus yakin apah yang telah disampaikan oleh AllahSWT dalam alqur’an. Kita harus yakin dengan rasul-rasul Allah, yakin akan adah pembalasan dari Allah di akhirat. Kita yakin adalah syurga dan neraka. Bila kita yakin atas apa yang telah diciptakan Allah SWT, maka tingkat ketakwaan akan tercapai,
Orang yang sudah sampai kepada tingkat taqwa Allah akan memberikan keutamaan dalam kehidupan, antara lain firman Allah swt: ““Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertaqwa, (yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah menukai orang-orang yang berbuat kebajikan”. (QS. Ali ‘Imran : 133-135)
Pada Ayat yang lain Allah berfirman :” Barangsiapa yang bertaqwa kepada ALLAH, niscaya dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberikanya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya” (Surat Ath-Thalaq: 2-3)
Demikian beberapa hal penting diketahui untuk mencapai nilai-nilai ketaqwaan dan keutamaan orang-orang yang sudah mencapai tingkat ketaqwaan kepada Allah swt. Allahu’alam
Redaktur: H.Rolly Gunawan