Kota Bengkulu (Humas) - Pasti sebagian orang bertanya, apa korelasi dari manusia dengan hewan Landak? Jika dilihat dari sifat manusia, tentunya ada sifat manusia diibaratkan seperti hewan Landak.
Hewan Landak itu, hampir sebagian tubuhnya punya duri yang tajam, saat ada lawan atau mangsa yang ingin menyerangnya, maka duri tajam itu akan jadi tamengnya. Padahal, hewan Landak memiliki tubuh yang kecil, pendek dan identik suka menyendiri.
Jika kita kaitkan hewan Landak dengan sifat manusia, terdapat dalam Al-Quran Surah Al-Baqarah Ayat 74 dan 83. Dalam ayat tersebut, menggambarkan seorang hati manusia yang keras, tidak mau menerima kebenaran yang sebenarnya, bahwa apa yang dilakukan itu salah.
Selain itu, jika kita terlalu dekat dengan orang yang memiliki sifat seperti Hewan Landak, maka lambat laun kalian akan terkena duri tajamnya itu.
Dalam Quran Surah Al-Baqarah ayat 74 yang artinya, "Kemudian setelah itu hatimu menjadi keras sehingga (hatimu) seperti batu, bahkan lebih keras. Padahal, dari batu-batu itu pasti ada sungai-sungai yang (airnya) memancar daripadanya. Ada pula yang terbelah, lalu keluarlah mata air darinya. Dan ada pula yang meluncur jatuh karena takut kepada Allah. Dan Allah tidaklah lengah terhadap apa yang kamu kerjakan."
Kalau kita telaah lagi, dari ayat Al-Quran diatas, bahwa ada manusia yang memiliki sifat keras hati dalam artian, sulit menerima kebenaran. Memang hal ini sebenarnya lumrah terjadi pada manusia, namun, jangan sampai, sifat keras hati ini, bikin orang disekitar kamu jadi tidak nyaman, bahkan lambat laun akan menjauh dengan sendirinya.
Kalau hewan Landak memang menggunakan durinya, untuk melindungi diri dan menjaga jarak, seperti manusia yang sulit menerima kebenaran, selalu bersikap defensif, dan menolak nasihat.
Contoh simplenya saja, sebagian orang yang merasa dirinya sudah banyak pengalaman hidup, baik dari segi usia, masa kerja dan lainnya, maka orang itu sulit untuk kita berikan nasihat, terlebih lagi yang memberi nasihat itu, usianya jauh lebih muda dari orang tersebut.
Padahal, belum tentu orang yang pengalaman hidupnya sedikit, usianya masih muda itu ternyata bisa merubah perilaku atau perkataan orang itu yang selama ini menurutnya benar, padahal itu salah.
Untuk itu, penting adanya diskusi, musyawarah atau sharing satu sama lain, tanpa harus memandang apakah dia itu senior kamu atau junior kamu di dunia pekerjaan. Jika saling bertukar fikiran, dan bisa menginstropeksi diri maka sifat manusia seperti hewan Landak itu lama-kelamaan akan memudar.
Lalu, sifat manusia seperti hewan Landak sifat melukai orang lain ketika didekati terdapat pada Quran Surah Baqarah ayat 83 yang artinya, "Dan (ingatlah) ketika kami mengambil janji dari Bani Israil, "Janganlah kamu menyembah selain Allah dan berbuat baiklah kepada kedua orang tua, kerabat, anak-anak yatim, dan orang-orang miskin. Dan bertutur katalah yang baik kepada manusia, laksanakanlah sholat dan tunaikanlah zakat." Tetapi kemudian kamu berpaling (mengingkari) kecuali sebagian kecil dari kamu dan kamu (masih menjadi) pembangkang."
Diibaratkan, hewan Landak durinya bisa melukai makhluk lain saat merasa terganggu, seperti manusia yang sulit didekati karena perkataan atau sikapnya yang kasar.
Untuk makna simplenya, pasti sebagian orang pernah merasakan hal ini, kita sering membantu orang, kalau ada apa-apa, orang itu minta bantuan kita, tapi giliran kamu bikin kesalahan kecil, bisa dibilang sepele, hubungan tersebut jadi rusak karena keluar perkataan kasar dari orang yang kita bantu selama ini.
Padahal Islam mengajarkan kelembutan dalam berbicara dan berinteraksi dengan orang lain, bukan menjadi "Landak sosial" yang menyakiti orang lain dengan kata-kata atau sikapnya.
Mari kita jauhkan sifat hewan Landak ini didalam diri manusia, agar menjadi insan manusia yang saling membantu, ngasihi, menyanyangi satu sama lain, tanpa harus menyakiti baik dari segi perbuatan maupun perkataan.
(Achmad Fadian, Penyuluh Agama Islam KUA Sungai Serut, Kota Bengkulu)