Budidaya Lebah Madu Usaha Kemandirian Pesantren, Program Prioritas Unit Usaha DWP Kanwil Kemenag Bengkulu

Bengkulu (Humas) - Ketua Dharma Wanita Persatuan (DWP) Kanwil Kementerian Agama Provinsi Bengkulu Hj. Nurbaya Abdu beserta rombongan DWP Kanwil Kemenag Prov. Bengkulu dan DWP Kemenag Kabupaten Lebong mengunjungi Pondok Pesantren Nurul Quran Kabupaten Lebong, Senin (7/10).

Kunjungan tersebut untuk memantau usaha yang dijalankan oleh Pondok Pesantren Nurul Quran Kab. Lebong, yaitu usaha kemandirian pesantren berupa budidaya lebah madu tak bersengat atau juga biasa disebut lebah trigona klanceng binaan Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bengkulu.

Wajah berbinar terpancar dari raut wajah ibu-ibu DWP saat melihat langsung peternakan lebah di pondok pesantren. Suasana pondok pesantren yang asri dipenuhi taman bunga, lorong-lorong jalan yang diselimuti rambatan penuh bunga, suara aliran air kolam dan saung, aula pertemuan berupa rumah panggung terbuat dari kayu bercorak rumah adat Lebong, bahkan kamar tamu untuk pengunjung berwisata pun tersedia.

Pimpinan Pondok Pesantren Nurul Quran Ustadz Nanang Tantowi memaparkan, usaha budidaya lebah madu yang dijalankan pesantrennya dimulai tahun 2019 lalu. Bermodal kegigihan keinginan untuk memajukan pondok pesantren, dirintislah usaha budidaya lebah madu. Seiring berjalan waktu, kegigihan ini dilirik oleh Bank Indonesia, sehingga dipinanglah Pondok Pesantren Nurul Quran untuk menjadi UMKM berbasis ekonomi syariah binaan Bank Indonesia Kantor Perwakilan Provinsi Bengkulu. Didukung juga oleh Kementerian Agama RI, Universitas Indonesia dan organisasi perlebahan nasional Inspirator Lebah Madu Indonesia (ILMI), saat ini usaha kemandirian Pondok Pesantren Nurul Quran Kabupaten Lebong Provinsi Bengkulu telah menjadi pilot project sebagai usaha percontohan usaha kemandirian pondok pesantren se-Indonesia.

Melihat usaha kemandirian pesantren yang spektakuler ini, Ketua DWP Kanwil Kementerian Agama Provinsi Bengkulu Hj. Nurbaya Abdu memutuskan untuk ikut andil dalam usaha ini, yaitu berkiprah di sisi hilir, yaitu pengolahan produk turunan budidaya lebah berupa madu, beebread, dan propolis untuk dikemas dengan apik sehingga memiliki nilai jual untuk dipasarkan.

"Indonesia saat ini belum terlepas dari paparan virus Covid-19, dibutuhkan imunitas tubuh kita untuk membentengi diri dari paparan virus, dari berbagai literatur penelitian dan testimoni madu trigona adalah salah satu senjata valid terbaik meningkatkan stamina imunitas tubuh" ujar Nurbaya.

"Tidak hanya pondok pesantren Nurul Quran ini saja, ada beberapa pondok pesantren di Provinsi Bengkulu memiliki usaha kemandirian budidaya lebah madu trigona, kita ikut membantu memasarkan hasil usaha budidaya lebah madu di pesantren-pesantren dengan akan membentuk unit usaha di DWP" lanjut Nurbaya.

"Ini adalah celah besar peluang usaha yang perlu segera kita sikapi, DWP Kanwil Kemenag Prov. Bengkulu bersinergi dengan DWP Kemenag Kab. Lebong akan menjadikan produk turunan budidaya lebah madu sebagai salah satu pilot project unit usaha prioritas, kami berharap DWP Kemenag kabupaten/kota di Provinsi Bengkulu yang lain untuk mempertimbangkan ikut andil dalam membantu memasarkan usaha kemandirian budi daya lebah madu trigona di pondok-pondok pesantren dan UMKM yang bergerak di usaha budidaya lebah madu trigona di Provinsi Bengkulu" katanya.

Nurbaya juga mengungkapkan bahwa usaha kemandirian budidaya lebah madu di pondok pesantren sungguh berlimpah nilai plusnya. "Terutama sekali adalah sebagai penopang perekonomian pesantren, dan juga menepis asumsi sebagian masyarakat bahwa pondok pesantren adalah tempat yang kumuh beserta keangkeran wajah-wajah serius penghuninya, dengan adanya lebah madu trigona di pondok pesantren, mau tidak mau pondok pesantren mesti menanam bunga sebagai pakan lebah madu, membuat taman bunga dengan tidak menyisakan lahan kosong di berbagai sisi lahan pesantren. Dengan kehadiran semerbak bunga dimana-mana, pesantren berwujud tempat yang indah dan menjadi destinasi wisata menarik, belum datang ke Lebong jika belum seruput madu langsung dari sarangnya di Pondok Pesantren Nurul Quran" ujarnya sambil tertawa.

"Pondok pesantren kebanyakan memiliki lahan yang luas dan berlokasi di daerah yang masih banyak lahan perkebunan di sekitarnya, itu adalah faktor pendukung usaha budidaya lebah madu di pondok pesantren, dampaknya pun terasa bagi perkebunan sekitar yang mana lebah trigona adalah polinator handal dalam penyerbukan tanaman, ditambah lagi dengan adanya usaha ini memberikan bekal keterampilan budidaya lebah kepada santri untuk berkiprah di masyarakat usai menuntaskan pendidikannya" terang Nurbaya.

"Satu poin lagi, pendamping teknis tenaga ahli perlebahan yang digandeng oleh Bank Indonesia Kantor Perwakilan Provinsi Bengkulu sebagai mentor teknis bagaimana cara budidaya lebah madu dan pengolahan produk turunannya di pondok-pondok pesantren di Provinsi Bengkulu ini adalah ASN Kanwil Kementerian Agama Prov. Bengkulu, selain sebagai ASN Kemenag, ia juga sebagai Ketua organisasi perlebahan yaitu ILMI Region Bengkulu yang berkecimpung di dunia perlebahan, lah... tidak jauh-jauh kita belajar lebah, tenaga ahlinya dalam keluarga besar Kementerian Agama kita" ungkapnya.

Melihat peluang usaha dan daya dukungnya, Nurbaya optimis unit usaha ini akan berjalan baik dan dapat berkembang bergerak maju. "Ini adalah aksi wujud nyata dukungan kita kepada program prioritas Kemenag RI dalam mengembangkan usaha kemandirian pesantren" kata Nurbaya. (js)


TERKAIT

Wilayah LAINNYA