Penghulu Bermani Ulu Raya RL Sukses Sampaikan Khutbah Idul Fitri 1436 H di Masjid Agung

Bengkulu (informasi dan Humas) 22/7 - Penghulu Bermani Ulu Raya Kabupaten Rejang Lebong, Bulkis, S.Th.I, MHI sukses menyampaikan khutbah ‘Idul Fitri 1436 H, Jumat (17/7) di Masjid Agung Baitul Makmur Kota Curup. Di hadapan ribuan jamaah, termasuk Bupati dan Wakil Bupati RL, Bulkis tampil percaya diri dan berhasil menarik perhatian jamaah.

Sejak malam 1 Syawal, gemuruh takbir sudah menggema. Suasana semakin meriah dengan diadakannya takbir keliling yang difasilitasi oleh Pemerintah Daerah RL.

Euforia masyarakat semakin tinggi untuk menunaikan shalat ‘Idul Fitri berjamaah di masjid Agung. Karena itu, pukul 06:00 Wib ribuan jamaah sudah mulai memadati ruangan dan halaman masjid.

Sebelum shalat Sunnah ‘Idul Fitri, Bupati RL atas nama Pemerintah Daerah menyampaikan ucapan selamat hari raya Idul Fitri, dan mohon maaf lahir batin kepada masyarakat. Kemudian shalat Sunnah ‘Idul Fitri dimulai pada pukul 07:00 Wib diimami oleh H. M. Ali Muhammad, S.Pd.I.

Seusai shalat ‘Id, Bulkis, S.Th.I, MHI menyampaikan khutbah dengan topik “Pesan Ibadah Ramadhan Bagi Kehidupan Sosial”. Bulkis mengatakan ibadah Ramadhan, khususnya puasa merupakan kurikulum yang didesain oleh Allah untuk mendidik manusia.

“Puasa menyadarkan kita bahwa Allah selalu bersama kita. Saat berpuasa meski di tempat yang sangat sepi dan kita sendirian tak mungkin kita diam-diam minum air meski hanya seteguk. Bahkan air sesetes pun kita jaga agar tidak sampai masuk ke dalam tenggorokan kita. Mengapa? Karena kita sadar bahwa Allah melihat kita. Tentu kesadaran seperti ini bukan hanya dimaksudkan saat kita puasa di bulan Ramadhan saja. Tapi hendaknya kita wujudkan dalam kehidupan kita secara keseluruhan. Di mana pun kita berada. Di kantor atau di pasar. Di rumah sendiri, atau di hotel saat tak ada istri/suami. Betapa indahnya apabila semua pejabat, pegawai negeri dan para pengusaha tak ada yang korupsi, karena sadar berapapun uang diambil adalah dilihat oleh Allah. Bukan karena adanya pengawasan jaksa, KPK atau polisi”, kata Bulkis.

Segenap jamaah mengikuti shalat dengan khusyu’ dan mendengarkan khutbah secara seksama. Setelah itu, jamaah saling bermaafan atas kesalahan yang terlanjur dilakukan. (Humas KUA)

Redaktur : Nopian Gustari


TERKAIT

Wilayah LAINNYA