Kepahiang (Humas) --- Berkolaborasi dengan Subbag Umum dan Humas Kantor Wilayah, Kementerian Agama Kabupaten Kepahiang menggelar kegiatan pembinaan kehumasan. Kegiatan dibuka oleh Kepala Kantor H. Lukman, S.Ag, M.H belum lama ini.
Pembinaan menghadirkan nara sumber dari JFU Subbag Umum dan Humas Kanwil Bengkulu Tatang Wahyono, S.I.Kom dan diikuti seluruh Kontributor berita Satuan Kerja (Satker) se-Kabupaten Kepahiang.
Kakankemenag Kepahiang Lukman, S.Ag.M.H menyampaikan bahwa peranan kehumasan sangat penting dalam sebuah instansi. Terutama Humas penyusun bahan berita dan siar. Karena dengan berita semua kegiatan instansi akan diketahui publik.
‘’Karenanya, peran Humas jangan disepelekan,’’ ungkap Lukman.
Selain itu, Lukman menegaskan fungsi kehumasan di Satker memiliki peran penting, antara lain untuk menyampaikan program pemerintah kepada masyarakat. Terkait hal itu, humas pun harus selalu melakukan update informasi dan teknologi.
‘’Pemanfaatan media sosial diharapkan bisa dilakukan humas agar informasi yang disampaikan bisa diterima dengan baik oleh seluruh kalangan masyarakat,’’ pintanya.
Sementara itu, Tatang yang dalam pemaparannya tersebut mengungkapkan,peran Humas tidak hanya fokus pada penulisan berita saja. Namun bagaimana bisa memberikan edukasi kepada masyarakat, terkait program-program kerja pemerintah.
''Edukasi itu bisa melalui konten-konten menarik. Baik melalui media sosial dan berita,'' ujarnya.
Hanya saja, dalam pertemuan kali ini, Tatang akan menjelaskan terkait syarat suatu teks dapat dikatakan layak sebagai berita, yakni berita bila dapat memenuhi syarat yakni fakta atau faktual, yang artinya teks berita harus berisi fakta atau peristiwa nyata.
‘’Bila kejadian yang disampaikan bukan fakta, maka hal tersebut tidak dapat disebut sebagai berita,’’ kata Tatang.
Selain itu lanjut Tatang, adalah aktual yang bermaknakan bawah suatu berita harus merupakan peristiwa yang masih hangat atau baru, seimbang, dan lengkap.
‘’Teks dalam sebuah berita haruslah lengkap dari unsur 5W+1H (What, Why, Who, When, Where + How). Yakni What : Menanyakan apa yang di informasikan, Where : Dimana peristiwa itu terjadi, When : Kapan peristiwa itu terjadi. Kemudian Who : Siapa yang terlibat dalam peristiwa atau kejadian tersebut, dan Why : Mengapa peristiwa atau kejadian itu bisa terjadi serta How : Bagaimana peristiwa atau kejadian itu bisa terjadi,’’ jelas Tatang.
‘’Nah dari 5W + 1H tersebutlah yang nantinya disusun dan kemudian di buat menjadi suatu berita, sehingga berita menjadi aktual, faktual dan dapat dipercaya. Disisi lain berita juga harus menarik dan sistematis, agar jelas dan mudah dipahami,’’ sambung Tatang.
Dalam kesempatan tersebut Tatang menambahkan, bahwa membuat tulisan cara yang paling mudah yakni para kontributor Kemenag bisa menjajal struktur Piramida terbalik. Karena tulisan dengan struktur piramida terbalik memang paling cocok digunakan untuk menyajikan berita.
‘’Struktur ini sering juga digunakan para petugas humas, yang kerap membuat press release, dan memang struktur ini harus diterapkan, agar beritanya terstruktur, jelas dan topiknya diketahui audiensm,’’ pinta Tatang
‘’Saya juga berharap semoga para operator pembuat berita agar selalu aktif membuat berita. Tolong diberitakan setiap kegiatan pada instansi masing-masing,’’ demikian Tatang.
Penulis : Erna --- Editor : Tatang