Bengkulu (Humas) - Dalam rangka mendukung percepatan pembangunan daerah Tertinggal di bidang Keagamaan, Kementerian Agama menyelenggarakan program pengiriman Da'i dan Da'iyah ke Wilayah Tertinggal, Terdepan, dan Terluar (3T). Hal ini dilakukan untuk meningkatkan pemahaman dan pengamalan ajaran agama Islam. Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam melalui Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Bengkulu melakukan seleksi bagi Da'i dan Da'iyah melalui media Zoom Meeting, pada Jumat (21/2).
Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Bengkulu diwakili Kepala Bidang Penerangan Agama Islam, Zakat dan Wakaf membuka secara resmi seleksi yang diikuti oleh 12 orang dari berbagai Kabupaten di Provinsi Bengkulu, antara lain Bengkulu Tengah, Kepahiang, Rejang Lebong, Bengkulu Selatan, Kaur, dan Bengkulu Utara. Selain itu, kegiatan ini juga melibatkan Lembaga Amil Zakat yang bertugas memberikan dukungan pendanaan yang bersumber dari dana zakat, infaq, sedekah dan dana sosial keagamaan lainnya.
Para peserta yang mengikuti seleksi ini adalah da'i dan da'iyah yang memenuhi persyaratan antara lain berusia 25 tahun hingga 45 tahun, memiliki pendidikan minimal S1 Keagamaan atau lulusan Pondok Pesantren yang dibuktikan dengan ijazah. Selain itu, para peserta yang mengikuti seleksi ini wajib mampu membaca Al-Quran dengan baik dan hafal minimal 2 juz, serta memiliki pengatahuan agama Islam yang baik.
Kakanwil Kemenag Provinsi Bengkulu melalui Kabid Penaiszawa H. Arsan Suryani, S.Ag., MH.I berharap seleksi ini dapat menghasilkan Da'i atau Da'iyah yang berkualitas yang nantinya sanggup dan mampu memberikan pemahaman dan pembelajaran bagi masyarakat di daerah Tertinggal, Terdepan, dan Terluar (3T).
"Dari 12 orang yang mengikuti seleksi ini akan dipilih 3 orang yang akan diusulkan ke Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam untuk diberikan Surat Keputusan dari Kementerian Agama Republik Indonesia," ujar Arsan.
"3 orang yang lulus seleksi ini nanti akan diumumkan lebih lanjut setelah dilakukan penilaian oleh tim dari Penaiszawa," pungkas Arsan.