Bengkulu (Informasi dan Humas) 26/5- Dalam acara peringatan Isra’wal mi’rat Nabi Muhammad. SAW, yang dilaksanakan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) Kecamatan Merigi Sakti Kabupaten Bengkulu Tengah yang dilaksanakan pada Sabtu kemaren 07/05 lebih kurang pukul 09.00 Wib , Kepala Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Pagar Jati Merigi Sakti Mingguan Kanada jadi penceramah agama.
Dalam ceramahnya Kepala KUA Mingguan menyampaikan himah Isra’wal mi’rat bagi anak-anak remaja dan siswa sekolah. Dikatakan oleh Mingguan “Kunci kesuksesan dan kebahagiaan sebenarnya terletak pada sejauh mana kemampuan kita dalam menyerap makna dari kejadian-kejadian dalam kehidupan ini untuk kemudian menjadikannya pelajaran.
Selama manusia belum mampu mengambil dan menyerap makna dari kejadian-kejadian tersebut, manusia belum memiliki kejernihan pandangan dan ketajaman hati. Maka, ia tidak akan menemukan jalan yang membawanya pada kebahagiaan yang diinginkan”, Terang Mingguan.
Ditambahkan oleh Ming “Rasulullah SAW mencontohkan agar manusia selalu mengadukan permasalahan hidupnya kepada Allah. Seorang Muslim bisa mengadukan apa pun masalahnya tanpa perlu malu, karena Allah SWT sudah mengundang orang-orang yang bermasalah mengetuk pintu-Nya. Dengan salat, ia niatkan agar masalahnya terselesaikan” tandas Ming.
Bagi anak- anak kita, Isra Miraj merupakan simbol kebenaran dalam mencari solusi dalam mengahadapi berbagai persoalan hidup. Dengan perkembangan dan perubahan zaman yang semakin cepat dan sulit untuk diprediksi, terkadang membuat kita kebingungan dalam mencari penyelesaian masalah.
Salat adalah simbol keseriusan terhadap kekuasaan Tuhan. Orang yang salat artinya ia yakin bahwa kedekatan dengan Allah merupakan cara yang jitu dalam menghadapi berbagai masalah. Pertanyaannya sekarang adalah bagaimana menjadikan salat ini sebagai sesuatu yang melekat dalam diri anak-anak kita.
Anak-anak kita kalau ditanya tentang tata cara dan bacaan salat, sebagian besar mampu untuk menjawabnya, karena memang ini adalah sesutu yang bersifat kognisi yang mudah untuk menghafalnya. Tetapi giliran pertanyaan, sudahkan menjalankan salat lima waktu dalam kehidupan sehari-hari mereka, maka sebagian menjawab belum. Hal inilah yang harus menjadi agenda bersama seluruh pihak dalam menanamkan kesadaran untuk menjalankan salat.
Keterbiasaan atau istiqomah dalam menjalankan berbagai ibadah ritual, termasuk salat didalamnya, membutuhkan sebuah upaya sungguh-sungguh dalam menanamkannya. Kegiatan salat berjamaah di sekolah, penugasan untuk menjalankan salat sunnah, seperti salat duha, tahajud, gerhana, dan sebagainya merupakan bentuk upaya dalam membiasakan anak dalam menjalankan perintah Allah ini.
Alangkah indahnya di sekolah, ketika waktu salat zuhur tiba, maka terdengarlah lantunan suara azan di masjid sekolah. Semua siswa, guru, sampai kepala sekolah pergi ke mesjid untuk salat berjamaah. Pemandangan yang demikian merupakan sesuatu yang ideal yang harus dibiasakan dalam rangka menciptakan suasana spiritual yang baik bagi anak didik.
Sekolah harus mampu memformulasikan berbagai program yang prosalat, mulai dari penyusunan kurikulum, silabus, RPP, dan mengadakan kegiatan ekstra kurikuler yang prosalat. Dengan mentafakuri peristiwa Isra Miraj ini, diharapkan kita mampu menjadikan salat sebagai bagian dari aktifitas hidup di sekolah”, Tutup Ming.
Penulis : Guntur **
Redaktur: H.Nopian Gustari