Bengkulu (Inmas) 07/04 - Dengan agama hidup menjadi terarah, dengan ilmu hidup menjadi mudah, dan dengan seni hidup menjadi indah. Ungkapan inilah yang mendorong Penyuluh Agama Islam (PAI) Non PNS Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Kota Padang Kabupaten Rejang Lebong (RL), Ratih Bulgis berupaya mengembangkan seni bernafaskan Islam. Ratih Bulgis mengatakan pengembangan seni Islam ini bertujuan menarik minat masyarakat kepada Islam. Karena menurutnya Islam tanpa seni dirasa kaku dan kering.
Saya tahu bahwa ibu-ibu di sini sangat hobi dengan seni. Hal ini dibuktikan dengan antusias ibu-ibu mengikuti acara organ tunggal ketika pesta pernikahan warga. Bahkan mereka suka sekali menyanyi. Hanya saja saya perhatikan hobi tersebut tidak tersalur sebagaimana layaknya. Acara enjoy dan tue-tui (tua-red) di sini sering kali menyebabkan terjadinya ikhtilath, yaitu bercampurnya laki-laki dan perempuan yang bukan mahram. Maka saya bersama PAI lain berinisiatif mengembangkan seni Islam, salah satunya rebana”, pungkas Ratih Bulgis ketika melatih ibu-ibu Majelis Taklim menabuh rebana pada Kamis (06/04) di Kota Padang RL.
Rebana adalah gendang berbentuk bundar dan pipih. Bingkai berbentuk lingkaran dari kayu yang dibubut, dengan salah satu sisi untuk ditepuk berlapis kulit kambing. Kesenian di Malaysia, Brunei, Indonesia dan Singapura yang sering memakai rebana adalah musik irama padang pasir, misalnya, gambus, kasidah, zapin melayu dan hadroh.
Di Indonesia, alat musik rebana berkembang menjadi banyak jenis. Biasanya merupakan ciri khas dari kultur budaya daerah tertentu. Jenis alat rebana yang paling umum diantaranya, Rebana Banjar, Rebana Biang, Jidor, Kompang, Marawis, Samroh, Hadroh dan lainnya. (Humas)
Redaktur : H. Rolly G