Bengkulu Selatan (Inmas), Madrasah Diniyah Takmiliyah Awaliyah (MDTA) Desa Sulau Kecamatan Kedurang Ilir merupakan potret swadaya mandiri masyarakat yang layak mendapat acungan jempol.
Gedung yang terdiri dari 3 ruang belajar (rombel) dan 2 kamar mandi yang permanen yang ditaksir nilainya lebih dari 350 juta merupakan swadaya hasil gotong royong dari masyarakat. Kesadaran ini timbul dari masyarakat yang sadar akan pentingnya pendidikan agama bagi putra putrinya dan rasa khawatir akan semakin bebasnya pergaulan remaja saat ini.
Disampaikan oleh Kepala MDTA Darussalam Eva bahwa MDTA yang telah berdiri dari tahun 2014 ini telah mengalami jatuh bangunnya hingga saat sekarang ini dapat menempati gedung yang dapat dikatakan layak.
"Tahun 2014 berjalan hingga 8 tahun kami menumpang di SD, jatuh bangun kami mendirikan MDTA ini, Alhamdulillah mendapat dukungan penuh dari masyarakat hingga sekarang kami dapat punya gedung ini," ungkap Eva.
Saat ini tercatat lebih dari 150 santri yang menimba ilmu agama disini yang belajar mulai pukul 02.00 WIB hingga 17.30 WIB 6 hari selama 1 minggu. Menyinggung masalah dana operasional MDTA, Eva menyatakan hanya mengandalkan dari sumbangan wali santri yang dikenakan biaya operasional MDTA yang sangat kecil Rp. 5000 untuk 1 bulan.
"Untuk operasional Alhamdulillah wali santri ikhlas menyisihkan Rp.5000 perbulan dan kami gunakan sepenuhnya untuk operasional kami, listrik dan kebutuhan alat tulis," terang Eva.
Disampaikan Eva bahwa kedepan mereka masih berharap bantuan dari berbagai pihak mengingat saat ini ruang kelas yang berjumlah 3 rombel terpaksa disekat guna memisahkan santri yang berbeda kelas belajarnya.
"Kami masih mengharapkan bantuan dari berbagai pihak guna pengembangan MDTA ini kedepan," ujar Eva. (Dina)