Bengkulu (Inmas) 24/08 -- Kantor Urusan Agama Kecamatan Bermani Ulu berikan Nasehat untuk memotivasi para Calon Pasutri yang akan melaksanakan Pernikahan agar mereka dapat membentuk keluarga yang sakinah mawaddah warrahmah, untuk membentuk keluarga kearah tersebut tentunya dalam keluarga harus punya rasa cinta, pengertian dan rasa kasih dan sayang diantara keduanya. Sehingga dengan demikian proses ketahanan dalam rumah tangga akan terbentuk.
Pelaksanaan penasehatan Catin ini di laksanakan di Aula Kantor Urusan Agama Kecamatan Bermani Ulu pada hari Rabu tanggal 23 Agustus 2017. Dalam kesempatan tersebut kepala KUA Kecamatan Bermani Ulu Samijan, S.Ag, MHI mengatakan bahwa keluarga adalah merupakan landasan pertama membangun generasi muda dengan mental yang baik, setelah di telusuri, lanjut Samijan bahwa permasalahan yang sering timbul dalam keluarga cenderung terjadi dari keluarga yang kurang harmonis, seperti kejadian perceraian yang bisa mengakibatkan dampak buruk pada psikologi anak, sehingga hal tersebut bisa memicu penyalagunaan narkoba dan kenakalaan remaja.
Pembinaan Penasehatan bagi calon pengantin ini adalah merupakan agenda rutin yang dilaksanakan oleh KUA Bermani Ulu dengan tujuan agar calon Pengantin atau Pasutri tugas dan fungsinya masing masing sehingga mereka mengetahui betapa pentingnya arti sebuah rumah tangga dan ketahanan rumah tangga itu sendiri. Sehingga factor keretakan dan penyebab perceraian dalam rumah tangga, bahaya penyalagunaan obat obatan terlarang bisa ditekan serendah mungkin, kata Samijan
Penasehatan BP4 ini selain diberikan penasehatan oleh pihak KUA juga menghadirkan nara sumber dari Kesehatan Puskesman Kampung Melayu dan dari BKKBN kecamatan Bermani Ulu dan penasehatan ini dihadiri oleh enam pasang Calon Pengantin.
Samijan, S.Ag, MHI menambahkan bahwa perceraian akan membawa sejumlah dampak psikologis kepada anak. Diantaranya perasaan terluka, bingung, marah dan tidak aman. Hal seperti ini, akan memicu anak cenderung berperilaku negatif. “Biasanya mereka akan menjadi bandel, pesimis, penakut, dan susah konsentrasi. Anak juga akan merasa kecewa dan frustrasi. Anak yang seperti ini, akan memiliki kecenderungan melampiaskannya dengan melakukan hal-hal yang berlawanan dengan peraturan termasuk terlibat pergaulan bebas dan Narkoba. Ini adalah bentuk sikap berontak mereka,” kata Samijan
Untuk mengantisipasi terjadinya kenakalan remaja seperti ini, lanjutnya, angka perceraian harus ditekan. Menurut nya, kunci untuk menanggulangi perceraian adalah menerima pasangan apa adanya dan menjalin komunikasi yang baik antara suami-istri. “Keterbukaan harus dibangun antara keduanya. Mereka pun harus saling menghargai pasangannya, jangan sampai ada kesan menyudutkan,” pungkas Samijan (Humas KUA)