Bengkulu (Inmas) 03/04 - Setiap anak dilahirkan dalam keadaan fitrah. Tetapi, kedua orang tuanyalah yang menjadikan mereka Yahudi, Nashrani, dan Majusi. Hadis dari Abu Hurairah tersebut mengingatkan kita pentingnya pendidikan dalam keluarga. Baik atau buruknya perkembangan rohani anak sangat ditentukan oleh peran orang tua dalam mendidiknya. Hal tersebut disampaikan oleh Kepala Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Kota Padang Kabupaten Rejang Lebong (RL), Bulkis, S.Th.I, MHI ketika menyampaikan tafsir Surah at-Tahrim ayat 6 kepada mahasiswa pada Minggu (02/04) di STAIN Curup.
Bulkis mengatakan ketika anak lahir telah diberikan potensi beragama oleh Allah SWT, atau yang sering disebut fitrah. Dengan demikian seorang anak bukan seperti kertas kosong tanpa tulisan. Sebab, sejak dari dalam kandungan anak sudah bersaksi akan keesaan Allah. Hanya saja potensi beragama tersebut perlu dikembangkan setelah dilahirkan. Di sinilah peran orang tua sangat dibutuhkan. Bagaikan tanaman yang baru tumbuh, seorang anak mesti dirawat dan dididik.
“Keluarga memiliki banyak fungsi. Di antaranya fungsi agama dan fungsi pendidikan. Dan ini sudah diakui oleh para ahli. Artinya keluarga dalam hal ini ayah dan ibu berkewajiban mengajari putra putrinya tentang Islam. Yaitu dengan cara mengajari mereka mencintai Rasul serta mempelajari Quran”, jelas Bulkis.
Dalam surah Tahrim ayat 6 dijelaskan bahwa orang tua harus memberikan keteladanan kepada anak-anaknya. Tanpa keteladanan sebuah nasehat kurang efektif. Maka dalam ayat tersebut disebutkan peliharalah dirimu dan keluargamu dari siksa neraka. Artinya ajakan atau nasehat mesti diawali dari diri sendiri terlebih dahulu. (Bulkis)
Redaktur : H. Rolly G