Penguatan Moderasi Beragama, Kanwil Bengkulu Studi Tiru ke Aceh

BENGKULU (HUMAS) --- Bertolak ke Provinsi Aceh, Jajaran Kantor Wilayah (Kanwil) Kementerian Agama (Kemenag) Provinsi Bengkulu melaksanakan studi tiru terkait penguatan internalisasi moderasi beragama di Kanwil Kemenag provinsi yang mendapat julukan Kota Serambi Mekkah itu.

Dipimpin Kakanwil Dr. H. Zahdi Taher.,M.HI, rombongan tim kerja Bengkulu disambut oleh Kakanwil Dr. H. Iqbal, S.Ag., M.Ag serta jajaran. Senin, (22/11). Ikut mendampingi Kakanwil, Ketua Dharma Wanita Persatuan (DWP) Hj. Megaharyanti Zahdi, Kepala Bagian Tata Usaha Drs. H. Hamdani.,M.Pd, para pejabat eselon III dan IV dilingkungan Kanwil.

Kakanwil Bengkulu mengatakan, Internalisasi moderasi beragama merupakan program unggulan Kemenag, untuk merealisasikan program-program tersebut perlu dilaksanakan studi tiru terkait program, sharing informasi dan strategi-strategi, terutama dalam upaya peningkatan kualitas layanan.

‘’Karenanya hari ini kami hadir di Provinsi Aceh, untuk sharing informasi terkait langkah strategis yang bisa diterapkan untuk masyarakat Bengkulu,’’ kata Zahdi.

‘’Dipilihnya Aceh, karena daerah ini dinilai berhasil dalam melaksanakan strategi dalam upaya peningkatan layanan keumatan,’’ lanjut Kakanwil.

Dengan demikian jajaran Kanwil Kemenag Bengkulu berkomitmen akan melaksanakan cita-cita besar itu, karena keragaman dalam beragama itu niscaya, tidak mungkin dihilangkan.

‘’Ide dasar moderasi adalah untuk mencari persamaan dan bukan mempertajam perbedaan,’’ pungkas mantan Kepala KUA Talo kebupaten Seluma itu.

‘’Karenanya saya mengharapkan kepada jajaran Kemenag di Bengkulu untuk mendukung program moderasi beragama ini, karena program tersebut merupakan usaha kreatif untuk mengem­bangkan suatu sikap keberagamaan di tengah berbagai desakan ketegangan,’’ harap Kakanwil.

Sementara itu, Kakanwil Kementerian Agama Provinsi Aceh menyampaikan apresiasi dan bahagia kepada jajaran Kanwil Kemenag Bengkulu, yang telah melaksanakan kunjungan kerja di daerahnya.

“Semoga kunjungan dan silaturahmi ini bernilai ibadah,’’ kata Iqbal.

Diungkapkan Iqbal, jumlah penduduk Aceh menurut agama dalam Kabupaten/Kota Tahun 2020 masih didominasi umat muslim yakni 98.92 persen, kemudian umat Kristen sebanyak 0.86 persen, Katolik 0.10 persen, Buddha 0.11 persen, selanjutnya umat Hindu 187 orang atau 0.00 persen.

''Alhamdulilah hingga saat ini Aceh selalu rukun, damai dan kondusif,''  tandasnya.

Meskipun jika menurut sejarah, Aceh adalah tempat pertama masuknya agama Islam di Indonesia dan sebagai tempat timbulnya kerajaan Islam pertama di Indonesia, yaitu Peureulak dan Pasai. Kerajaan yang dibangun oleh Sultan Ali Mughayatsyah. Kehadiran daerah ini semakin bertambah kokoh dengan terbentuknya Kesultanan Aceh yang mempersatukan seluruh kerajaan-kerajaan kecil, sehingga pengaruh agama dan kebudayaan Islam masih begitu besar.

‘’ Karenanya terpilihnya Aceh sebagai studi tiru terkait penguatan internalisasi moderasi beragama  merupakan langkah tepat. Meskipun pengaruh agama disini masih begitu besar. Namun masyarakat Aceh telah berkomitmen akan terus mewujudkan moderasi beragama tersebut dengan menjadikan masyarakat yang rukun, cerdas, dan Sejahtera Lahir Batin,’’ ungkap Iqbal.

 ‘’Tentu ini semua dalam rangka mewujudkan Indonesia yang berdaulat, mandiri, dan berkepribadian berlandaskan gotong royong,’’ demikian Iqbal.

 

 

Penulis : Tatang Wss

 

 

 


TERKAIT

Wilayah LAINNYA