Bengkulu (Inmas)- Kementerian Agama (Kemenag) RI, Melalui Dirjen Bimas Islam, Prof. Dr. H. Muhammadiyah Amin, MA memberikan bantuan dana sebesar Rp.50 Juta untuk kelanjutan renovasi Masjid Jamik Kota Bengkulu, Jumat (24/11).
Kepala Kanwil Kemenag Provinsi Bengkulu melalui Kepala Bidang Urais dan Binsyar, Drs.H.Ramedlon, M.Pd menyebutkan Dirjen Bimas Islam Berkunjung ke Bengkulu dalam rangka Pembinaan Kearsipan dan Tata Naskah Dinas di Lingkungan Direktorat Jendral Bimbingan Masyarakat Islam di Hotel Splash Kota Bengkulu.
"Beliau (H.Muhammadiyah Amin-red) memang ada agenda kerja di Bengkulu dan kebetulan melaksanakan sholat jumat di Masjid Jamik, alhamdulilah secara spontan beliau membantu 50 juta untuk pembangunan mesjid ini," ujarnya.
Dengan didampingi Kasi Kemasjidan Insaudi Ratono, S.Ag., MM beseta seluruh Kepala seksi pada Bidang Urais dan Binsyar, Bapak Muhammadiyah Amin menyampaikan bantuan secara simbolis sesaat sebelum melaksanakan sholat jumat.
Usai memberikan bantuan, Muhammadiyah Amin mengaku kurang lengkap rasanya jika berkunjung Ke Bengkulu tampa sholat di Masjid Peninggalan Presiden Pertama RI itu. " Mudah-mudahan bantuan yang diberikan dapat memberikan manfaat dan masyarakat Bengkulu semakin religius sekaligus mencintai peninggalan sejarah," ujarnya.
Untuk diketahui, Masjid Jamik Bengkulu merupakan bangunan sejarah yang bernilai tinggi dan telah ditetapkan oleh Pemerintah RI sebagai Bangunan Cagar Budaya, karena masjid ini dirancang dan diarsiteki langsung oleh Bung Karno, Presiden Pertama RI saat diasingkan penjajah ke Bengkulu pada tahun 1938 – 1942.
Konon berdasarkan fakta sejarah, pada tahun pertama (1938) inilah masyarakat islam kota Bengkulu meminta bantuan kepada Bung Karno dalam merancang masjid, sebagai arsitektur. Pada masa diasingkan di Bengkulu Bung Karno juga mengajar di sekolah Muhammadiyah, yang waktu itu Muhammadiyah Bengkulu dipimpin oleh Hasan Din.
Di Bengkulu inilah Bung Karno bertemu dengan Fatmawati anak dari Hasan Din. Fatmawati yang kelak menjadi Istri Sukarno, penjahit Bendera Pusaka Merah Putih, Ibu Negara Pertama Republik Indonesia. (Ali M)