Bengkulu (Inmas)- Kepala Kanwil Kementerian Agama (Kemenag) Provinsi Bengkulu, Drs.H.Bustasar MS,M.Pd memaparkan beberapa langkah dan upaya Kanwil Kemenag Provinsi Bengkulu dalam upaya menangkal paham, aliran dan gerakan keagamaan yang bermasalah khususnya di Provinsi Bengkulu, Kamis (6/2).
"Saling menghargai dalam keyakinan dan saling tolerasi dalam ibadah itu baik, namun demikian sebagai bagian dari pemerintah kita harus mampu melakukan upaya pencegahan jika terdapat paham, aliran dan gerakan keagamaan yang jelas-jelas bermasalah," ujarnya.
Hal tersebut disampaikan Ka.Kanwil saat memberikan materi kegiatan Temu Konsultasi Penanganan Paham Keagamaan dan Identifikasi Paham Keagamaan tingkat Provinsi Bengkulu di Hotel Nala Sea Side Pantai Panjang Bengkulu.
Menurutnya Kemenag sebagai lembaga yang memiliki tanggung jawab terhadap kehidupan maupun pendidikan keagamaan jauh-jauh hari telah melakuan berbagai upaya pencegahan untuk mewujudkan negara Indonesia yang damai dan rukun khususnya dalam menjalankan keyakinan beragama.
Khusus di Wilayah Provinsi Bengkulu, setelah melakukan kajian bersama Bidang Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah, setidaknya ada lima upaya serius yang sedang dan terus dilaksanakan oleh Kanwil Kemenag Provinsi Bengkulu yaitu:
Pertama, dengan melakukan pemberdayaan penyuluh agama islam yang ada di Provinsi Bengkulu. "Kita punya hampir 1.000 penyuluh agama yang tersebar disetiap kelurahan dan desa dan mereka memiliki kewajiban untuk melakukan pembinaan dalam meluruskan paham keagamaan,"paparnya.
Kedua, melakukan revitalisasi peran dan fungsi 2.958 Masjid dan 1.218 Mushola yang tersebar di Provinsi Bengkulu melalui pemberdayaan Seksi Kemasjidan salah satunya dengan pembinaan pengurus masjid, tokoh agama maupun tokoh masyarakat.
Ketiga, mengedepankan pendidikan karakter melalui madrasah-madrasah yang ada di Provinsi Bengkulu baik tingkat MI sampai tingkat MA. "Kita punya 250 lebih madrasah negeri maupun swasta dan ini merupakan benteng utama dalam menangkal masuknya paham aliran keagamaan yang menyesatkan itu," ujar Bustasar dihadapan 24 orang peserta kegiatan.
Keempat, dengan melalukan pemberdayaan para Da'i dan Mubalig dengan program pembibitan calon da'i muda, hal itu diharapkan dapat memberikan wawasan kebangsaan, pemahaman akan paham paham islam moderat, penghormatan terhadap HAM sekaligus memberikan problem solving dalam setiap masalah.
Terakhir, upaya yang juga sangat penting yaitu membangun kemitraan dengan melibatkan seluruh elemen seperti MUI, ICMI, ormas islam, Pondok Pesantren, pihak penegak hukum hingga FKUB kabupaten/kota dalam upaya penanggulangan paham keagamaan.
"Insyallah dengan upaya-upaya itu, saya yakin cita-cita kita untuk mewujudkan Provinsi Bengkulu yang damai akan terwujud dan hal itu tentu harus terus dilakukan pembinaan dan pemantauan khususnya oleh Bidang Urais dan Binsyar," ujarnya.
Sementera itu, Kepala Badang Urais dan Binysar Kanwil Kemenag Provinsi Bengkulu, Drs.H.Ramdelon,M.Pd dalam keteranganya mengatakan temu konsultasi yang dilaksanakan selama tiga hari tersebut diharapkan terpeliharaanya kebhinekakan dan memperkuat retorasi sosial agar umat islam tetap berada pada paham ahlussunah wal jamaah seiring dengan konsep moderasi beragama dengan berkembangnya paham radikalisme agama, tekstualisme agama serta liberalisme agama.
"Mudah-mudahan kegiatan ini dapat dijadikan momentum untuk dapat meningkatkan penanganan dan pembinaan terhadap paham dan gerakan keagamaan khususnya islam," tutupnya.