Urusan Agama Islam dan Syariah

Ka. Kankemenag Mukomuko Hadiri Peringatan Isra’ Mi’raj 1435 H di KUA Sungai Rumbai

Bengkulu (Informasi dan Humas) 3/6- Penyuluh Agama Islam Non PNS se-Kecamatan Sungai Rumbai menyelenggarakan acara Peringatan Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad saw 1435 H bekerjasama dengan Badan Kontak Majelis Taklim (BKMT) Sungai Rumbai. Acara ini diselenggarakan di komplek Kantor Urusan Agama Kecamatan Sungai Rumbai pada hari Jum’at tanggal 30 Mei 2014 pukul 13.30 WIB dengan tema Menempa Individu yang Beriman, Bertakwa dan Berakhlak Mulia dalam upaya Mewujudkan Masyarakat Qurani dan Mensukseskan Pembangunan Nasional Republik Indonesia. 

Hadir pada acara ini Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Mukomuko, Drs. H. Zainal Abidin, MH, yang sekaligus bertindak sebagai penceramah. Acara ini juga dihadiri oleh segenap instansi di wilayah Sungai Rumbai, seperti Camat, Polsek, Koramil, MUI, Kepala Sekolah, Kepala Desa, Imam Masjid, Tokoh Agama dan Tokoh Masyarakat. Dan tidak luput panitia juga mengundang KUA kecamatan tetangga, yaitu KUA Kecamatan Pondok Suguh, Ipuh, Air Rami dan Malin Deman.

Dalam taushiyahnya, Ka. Kankemenag mengutarakan beberapa hal penting yang patut untuk direnungi. “Bukan hal yang aneh jika peristiwa Isra’ Mi’raj diabadikan di dalam al Quran. Karena meski peristiwa yang melampaui nalar manusia ini terjadi hanya dalam semalam, namun hikmahnya senantiasa dapat dipetik hingga akhir zaman.” ungkapnya. 

Diantara hikmah tersebut – sebagaimana yang beliau sampaikan – adalah; pertama, bahwa urusan keimanan tidak selalu didasari dan dibatasi dengan logika dan penilaian kasat mata manusia. Karena yang berperan dalam peristiwa Isra’ dan Mi’raj ini adalah Dzat Yang Maha Kuasa. Melalui peristiwa ini Allah ingin memperlihat sebagian dari bukti kekuasaannya untuk menguji keimanan seseorang dan menjadi bukti bagi mereka yang mengingkari-Nya. Kesadaran akan hal ini lah yang membuat Abu Bakar dengan lantang membenarkan berita perjalanan Nabi Muhammad saw. tersebut tanpa ragu sedikitpun. 

Kedua, kenapa Allah SWT menjadikan masjid sebagai tempat lepas landas, transit sekaligus tujuan dalam perjalanan luar biasa ini? Ini setidaknya menunjukkan bahwa seorang muslim tidak dapat dipisahkan dari masjid. Ketiga, pembelahan dan pencucian dada Rasulullah sebelum beliau di-isra’-kan mengisyaratkan akan pentingnya tazkiyatun nafs (pensucian jiwa/hati). Karena masalah apapun – dalam skala kecil maupun besar – tidak semata disebabkan kebodohan, akan tetapi disebabkan oleh hati yang tidak bersih. Keempat, tingginya kedudukan shalat karena langsung dijemput oleh Rasulullah ke langit ke tujuh. 

Berbeda dengan syari’at yang lain seperti puasa, zakat dan haji yang diturunkan Allah di bumi. Kelima, dalam berbagai urusan kita dianjurkan untuk memberikan kemudahan dan keringanan sebagaimana halnya Allah memberikan keringanan bagi umat Muhammad dalam hal kewajiban shalat.

Sejak awal hingga akhir acara berjalan sukses dan lancar meski di bawah guyuran hujan. Jemaah yang hadir pun terlihat antusias mendengarkan taushiyah. Acara dibuka dengan lantunan ayat al Quran yang dibawakan oleh seorang santri TPQ bernama Nur Sofiyah yang masih berumur 10 tahun. Disamping itu juga dimeriahi oleh hiburan Grup Marawis yang juga pesertanya adalah anak-anak. Mereka adalah anak didik beberapa Penyuluh Agama Islam Non PNS Sungai Rumbai.

Kepala KUA Sungai Rumbai, H. memori Susandi, Lc, mengatakan “Kegiatan ini merupakan yang pertama kali dilaksanakan oleh Penyuluh Agama Islam Non PNS yang bernaung di bawah PPAI (Perhimpunan Penyuluh Agama Islam) Kecamatan Sungai Rumbai. Karena memang KUA Sungai Rumbai baru berumur satu tahun. Kita berharap kegiatan seperti ini menjadi awal yang baik bagi kegiatan sejenis di masa mendatang. Agar dapat menjadi wadah silaturahim sekaligus sebagai momentum untuk meningkatkan kualitas iman, takwa dan akhlak mulia sebagaimana tertuang dalam tema acara ini.” Ujar Kepala KUA.

Di pihak lain Ketua PPAI Kecamatan Sungai Rumbai, Agusmanto, S.Pd.I, menuturkan bahwa segenap Penyuluh Agama Islam Non PNS Kecamatan Sungai Rumbai dilibatkan dalam kepanitiaan dengan bekerjasama dengan BKMT

PPAI memiliki beberapa program kegiatan yang dimaksudkan untuk menambah bekal sebagai seorang penyuluh. Program tersebut adalah; pertama, memperingati Hari Besar Islam seperti yang diselenggarakan saat ini; kedua, liqa’ tadabbur atau majelis tadabbur al Quran yang langsung dibimbing oleh Kepala KUA dan; ketiga, belajar cara cepat menterjemahkan al Quran dengan menggunakan metode Tamyiz. Namun program terakhir belum dapat dilaksanakan mengingat kondisi yang belum memungkinkan.” terangnya.

Penulis : Memori. S/C **Redaktur: H.Nopian Gustari


TERKAIT

Islam LAINNYA