Seluma (Humas) --Penghulu dan Penyuluh Agama Islam KUA Kecamatan Air Periukan Umar  Hidayatullah, S. Sos. I dan Lili Suryani, S. HI sampaikan materi stunting di Acara BIMWIN pada Rabu, 11/09/2024
Disampaikan oleh Umar selaku penghulu walaupun materi kami sama akan tetapi beda dalam masalahnya, saya menyampaikan stunting menurut presfektif hukum Islam sedangkan rekan saya Lili menyampapaikan tema stunting menurut undang-undang, ucap Umar 

Dijelaskan oleh Umar saat menjawab pertanyaan dari kontributor berita bahwa stunting dalam perspektif hukum Islam dapat dilihat dari surat Al Baqarah ayat 233 yaitu dalam Menjaga kesehatan ibu dan anak dianjurkan memberikan ASI selama 2 tahun dan didalam ayat tersebut kewajiban ayah menanggung nafkah sandang pangan dan papan dengan cara yang patut, kedua memberikan MPASI ketika usia anak 6 bulan dan terakhir menjaga kebersihan lingkungan

Dalam hal ini disambung langsung oleh penyuluh Agama Islam Lili Suryani, S. HI yang juga menjelaskan tema Stunting menurut Undang-undang, sesuai pasal 7 UU No. 16 tahun 2019 tentang Perubahan UU Perkawinan No. 1 tahun 1974 disebutkan bahwa batas usia calon pengantin itu adalah 19 tahun, jadi apabila terjadi ada yang mendaftar kurang dari 19 tahun maka akan diberikan surat penolakan perkawinan atau N7, jelas Lili
"Jika memang pernikahan tersebut tidak bisa lagi ditunda pihak yang kurang umur didampinggi keluarga mengajukan dispensasi Pengadilan Agama dengan alasan yang mendesak serta bukti yang cukup, dan jangan lupa Sertifiakt Elsimil tambahnya 
Diakhir materinya Lili menegaskan masalah stunting ini penyebab nya bukan hanya semata-mata paktor makanan tetapi juga karena paktor pernikahan dini. 

Kepala KUA Kecamatan Air Periukan Harun, S, Ag, MH Menambahakan pada BIMWIN kali ini semuanya yang dibahas masalah stunting baik itu dari medis atau bidan, berdasarkan Undang-undang serta pandangan dalam persfektif hukum Islam
"Ini semua disosialisasikan agar program seribu catin cegah stunting lebih optimal, ucapnya. (Eka/Lili)