Silaturahmi Menag dengan Para Kakanwil di MTQN Bengkulu

Bengkulu (Pinmas)--Gaya bicaranya santai. Sesekali diselingi humor dengan "sodokan" kalimat "tajam", tanpa melukai lawan bicara. Dialah Menteri Agama Suryadharma Ali yang lebih dikenal dengan SDA, panggilan populer Suryadharma Ali, yang juga Ketua Partai Persatuan Pembangunan (PPP). Drs. Suryadharma Ali MSi, pria kelahiran Betawi, 19 September 1956 dan mantan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil Menengah pada Kabinet Indonesia Bersatu itu, kendati bicara santai, namun "berisi". Setidaknya hal itu terlihat ketika tampil memberikan wejangan pada silaturrahmi Kakanwil Kementerian Agama seluruh Indonesia, di Bengkulu, Sabtu siang. Kepiawaiannya dalam memainkan kata dan dikemas dalam kalimat indah, tak kalah indah dengan pemilik nama Indah, yang juga isteri Suryadharma Ali. Silaturrahmi itu sendiri berlangsung dalam kaitan pelaksanaan MTQN ke-23, yang digelar mulai 5 - 12 Juni 2010. Seluruh daerah di Indonesia mengutus wakil-wakilnya, sehingga provinsi berpenduduk 1,8 juta tersebut kebanjiran tamu. Sebelum naik pentas, acara pertama seremonial diisi sambutan dari Kakanwil Kementerian Agama, Bengkulu, Taufuqurahman, sebagai tuan rumah. Menag Suryadharama Ali yang duduk berdampingan memberikan izin, dengan menganggukkan kepala kepada Taufiqurahman untuk berpidato. Seperti pada umumnya, dimana pun acara seremonial, diawali pidato dengan ucapan selamat datang. Terutama kepada Menag Suryadharma Ali disusul pujian bahwa sejak Provinsi Bengkulu berdiri baru sekali ini ada menteri Agama berkunjung ke daerah itu. "Baru sekali ini ada pejabat dari Jakarta datang ke Bengkulu," kata Taufiqurahman, yang disambut tepuk tangan para hadirin. Lantas, pidato pun mengarah kepada memperkenalkan potensi daerahnya, bahwa Bengkulu kaya akan perkebunan dan pantainya indah. Jika bapak lihat, ketika tiba dari bandara lantas masuk kota, di sisi jalan banyak perkebunan sawit dan karet. Kalau saja Bengkulu tak ditukar dengan Singapura oleh Inggeris dan Belanda pada masa kolonial, niscaya daerah ini sudah seperti Singapura, ucap Taufiqurahman. Pidato Taufiqurahman pun berakhir dan ditutup dengan kalimat selamat kepada seluruh kafilah MTQN ke-23. Pembawa acara pun tampil ke depan. Dengan petatah-petitihnya -- dan diselingi pantun bersahaja dan terdengar manis -- mempersilahkan SDA memberikan wejangan. Dan, seperti biasa, SDA yang tampil mengenakan batik lengan panjang berdiri meninggalkan isterinya, Indah, untuk berpidato. Setelah menyampaikan kata pengantar, ia mulai menukik pada pembicaraan "pesan-pesan" yang menjadi keluhan para Kakanwil dari seluruh Indonesia ke daerah itu. Seperti mahalnya harga pondokan yang disiapkan penduduk, kurangnya promosi daerah terhadap warga pendatang, sulitnya mendapatkan informasi dan sebagainya. Rupanya, SDA menyimak serius pembicaraan Taufiqurahman, yang menyebut bahwa daerahnya "kaya". Karena itu SDA minta pembuktian, misalnya para Kakanwil bisa diajak dalam satu bus untuk mengunjungi kawasan pantai panjang. "Di sana nanti bisa bakar ikan yang diambil dari pantai," katanya. "Buktikan, bukan dengan kata-kata," kata SDA, yang kali ini sambutan lebih meriah lagi dari para hadirin. Selain itu, para Kakanwil se-Indonesia bisa pula diberikan souvenir berupa sepasang batik, karena yang datang ke Bengkulu adalah suami-isteri. Ini untuk memajukan usaha kecil dan menengah, kata SDA yang kembali disambut riuh para Kakanwil Kemenang se-Indonesia. Bukan itu saja, karena Taufiqurahman menyatakan daerahnya kaya, SDA pun minta agar para Kakanwil se-Indonesia untuk diajak berkeliling ke pusat-pusat pariwisata setempat. "Ini kan bukan gratifikasi, tapi bagian dari pariwisata," kata SDA, yang mengingatkan agar hal ini jangan dimasukkan sebagai tindak pidana.(ant/es/ts)

TERKAIT

Wilayah LAINNYA