Pertahankan Eksistensi, Ka.Kemenag Benteng Minta Kamad Harus Kreatif

 (Bengkulu (Informasi dan Humas) Membangun madrasah yang bermutu adalah menjadi impian bagi semua penyelenggara pendidikan juga masyarakat sebagai pengguna. Madrasah berlabel percontohan, madrasah model, dan madrasah unggul, kini menjadi rebutan masyarakat. Beragam atribut tersebut, erat kaitannya dengan masalah mutu atau kualitas. Dimanapun Madrasah itu berada dan seberapa biaya yang dikeluarkan, akan dicari dan di buru oleh sang pelanggan.

 Demikianlah hal tersebut disampaikan oleh Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Bengkulu Tengah H. Sipuan, S.Ag.,MM pada saat menggelar pertemuan bersama seluruh Kepala Madrasah se Kabupaten Bengkulu Tengah, Rabu, 08 Agustus 2018 di Aula Sakinah Kemenag Benteng.

 “Madrasah lahir dan berkembang sejalan dengan perkembangan Islam Indonesia dan eksistensinya telah diakui sepanjang sejarah bangsa” ungkap Sipuan

 Sipuan juga mengungkapkan bahwa Keberadaan madrasah kini semakin diterima dimasyarakat, Hal itu bisa dilihat dari animo masyarakat untuk menitipkan putra-putri mereka untuk mengenyam dunia pendidikan di Madrasah.

“keberadaan Madrasah kini semakin diterima dimasyarakat,oleh karena itu mari kita lebih semangat dan selalu menjaga eksistensi dalam mengembangkan madrasah. Ingat, tantangan kita kedepan semakin komplek,” tuturnya.

 Bersamaan dengan hal itu, lanjut Sipuan kondisi global yang penuh persaingan dalam segala bidang keilmuan mau tidak mau membuat madrasah sebagai lembaga pendidikan Islam yang harus mampu bersaing dan ikut dalam kompetisi tersebut.

 Harus jujur kita akui, masih lanjut Sipuan bahwa lembaga madrasah sendiri saat ini masih bergelut dengan sekian permasalahan yang tidak kunjung selesai, sementara kita harus mempersiapkan semuanya untuk menghadapi berbagai kompeitisi.

 Karenanya, perubahan di tubuh madrasah merupakan sebuah keharusan yang tidak bisa ditunda-tunda. Apalagi madrasah saat ini tidak hanya bersaing dengan lembaga-lembaga pendidikan umum, tetapi juga harus berkompetisi dengan lembaga-lembaga pendidikan manca negara. Realitas itu harus direspons dengan serius, terutama oleh pemikir dan praktisi pendidikan madrasah sendiri. Jika tidak, madrasah tidak saja akan semakin ditinggalkan, tetapi lambat laun ia akan gulung tikar. Tutup Sipuan (Bobi)

 


TERKAIT

Wilayah LAINNYA