Kemenag Benteng: Masyarakat Wajib Lawan Bahaya LGBT

Bengkulu (Informasi dan Humas) 29/2- Umumnya psikolog memandang perilaku Lesbian, Gay, Biseksual, dan Transgender (LGBT) sebagai gejala sosial biasa. Namun, pakar psikologi forensik, Reza Indragiri Amriel, tegas menyatakan LGBT adalah perilaku abnormal yang karena itu harus dilawan dengan cara-cara sesuai hukum, begitu juga menurut ajaran agama kita agama Islam, ini hukunya haram, pada zaman dulu prilaku ini sudah ada pada Zaman Nabi Lut Alaissalam, pada zamannya Allah melaknat prilaku tersebut dengan menenggelamkan umat Nabi Lut yang menyimpang tersebut.

“Saya bersyukur bahwa ketika kebanyakan orang-orang psikologi -termasuk muslim- gamang dalam menyikapi homoseksualitas, saya tidak punya keraguan untuk secara terbuka menyatakan homoseksual sebagai penyimpangan psikologis, dan perbuatan tersebut adalah tercelah”, ujar Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Bengkulu Tengah Drs. H. Ajamalus, MH, ketika ditemui diruang kerjanya beberapa hari yang lalu Senin 22/02.

Menurut Ajamalus, masyarakat harus bersama-sama melawan orientasi seksual menyimpang tersebut dengan cara-cara sesuai dengan hukum yang berlaku. “Saya pikir kita harus percaya diri untuk membangun sikap. Jika mereka bersuara, dan ingin dibantu menjadi hetero, kita dukung,” katanya.

Namun, tegas Ajamalus, apabila pengidap LGBT ini bersuara dan dengan itu mengampanyekan LGBT sebagai sesuatu yang normal, maka kita lawan dengan cara-cara sesuai hukum. “Asosiasi Psikologi Islami, MUI, Tokoh Agama lainya, harus lebih percaya diri, busungkan dada, tegakkan bahu, menangkal penyebaran paradigma-paradigma yang menormalkan LGBT,” tegasnya.

Ajamlus, tak menyangsikan jika anak-anak atau remaja akan sangat mungkin terpapar kampanye LGBT ini melalui banyak saluran media saat ini. Kata dia, masih dalam bingkai belajar sosial, anak-anak rentan mengalami belajar salah. “Mereka harus kita edukasi. Tapi karena faktor lingkungan sangat kuat, maka perlindungan terhadap anak-anak harus dilakukan dengan membendung pengaruh lingkungan,” ujarnya.

Penulis : Guntur **
Redaktur: H.Nopian Gustari


TERKAIT

Wilayah LAINNYA