Ka. KUA Giri Mulya Beri Siraman Rohani Masyarakat Desa Wonoharjo

Bengkulu (Informasi & Humas) – Sebagai upaya menjadikan masyarakat kecamatan giri mulya yang religius dan taat beragama, Kamis, (12/02/2015) Kepala KUA Kecamatan Giri Mulya, Mansyahri, S. Ag memberikan siraham rohani terhadap ratusan masyarakat desa Wonoharjo Kecamatan Giri Mulya.

Acara yang dilaksanakan di Masjid Al Manshur ini dihadiri langsung oleh Kades Wonoharjo beserta seluruh perangkat Desa,  tokoh masyarakat,  dan tokoh agama desa wonoharjo. Dalam tausiyahnya Kepala KUA Kecamatan Giri Mulya, Mansyahri, S. Ag mengajak masyarakat untuk sejarah Rasullullah sebagai suri tauladan bagi umat islam di seluruh dunia.

Diungkapkan Mansyahri, perayaan maulid Nabi Muhammad SAW merupakan warisan peradaban Islam yang dilakukan secara turun temurun. Dalam catatan historis, Maulid dimulai sejak zaman kekhalifahan Fatimiyah di bawah pimpinan keturunan dari Fatimah Az-Zahrah, putri Nabi Muhammad SAW. Perayaan ini dilaksanakan atas usulan panglima perang, Shalahuddin Al-Ayyubi kepada khalifah agar mengadakan peringatan hari kelahiran Nabi Muhammad SAW. Tujuannya untuk mengembalikan semangat juang kaum muslimin dalam perjuangan membebaskan Masjid Al-Aqsha di Palestina dari cengkraman kaum Salibis. Yang kemudian, menghasilkan efek besar berupa semangat jihad umat Islam menggelora pada saat itu.

“Secara subtansial, perayaan Maulid Nabi adalah sebagai bentuk upaya untuk mengenal akan keteladanan Nabi Muhammad SAW sebagai pembawa ajaran agama Islam. Tercatat dalam sepanjang sejarah kehidupan, bahwa Nabi Muhammad SAW adalah pemimpin besar yang sangat luar biasa dalam memberikan teladan agung bagi umatnya” kata Manyshari.

Dalam konteks ini, Maulid harus diartikulasikan sebagai salah satu upaya transformasi diri atas kesalehan umat. Yakni, sebagai semangat baru untuk membangun nilai-nilai profetik agar tercipta masyarakat madani (Civil Society) yang merupakan bagian dari demokrasi seperti toleransi, transparansi, anti kekerasan, kesetaraan gender, cinta lingkungan, pluralisme, keadilan sosial, ruang bebas partisipasi, dan humanisme. Dalam tatanan sejarah sosio antropologis Islam, Nabi Muhammad SAW dapat dilihat dan dipahami dalam dua dimensi sosial yang berbeda dan saling melengkapi.

Mansyahri mengajak kepada seluruh masyarakat Kecamatan Giri Mulya, terkhusus masyarakat desa wono harjo untuk menjalankan semua ajaran Nabi muhammad serta menjauhi larangan Nabi agar semua amal dan perbuatan di terima oleh Allah S.W.T. Apalagi sekarang momen yang tepat untuk mengetahui sosok Nabi Muhammad, maka gunakanah kesempatan ini melakukan hal-hal positif seperti Sholat, mengaji dan saling menolong sesama umat manusia.

“Dalam momen hari besar agama ini, mari bersama kita laksanakan kewajiban kita sebagai generasinya kebutuhan dan manfaat kepada diri pribadi, masyarakat, aspek sosial serta pahala sehingga menjadi jembatan untuk mendapatkan pahala yang di terima oleh sang pencipta“pungkasnya. (ms)


TERKAIT

Wilayah LAINNYA