Mukomuko (Humas) - Menjadi seorang penyuluh tidak berarti seluruh waktunya hanya dicurahkan untuk bekerja di kantor, tetapi sebagai penyuluh Agama harus mampu memberikan kontribusi kepada masyarakat. Aktif dalam kegiatan sosial keagamaan, diantaranya dengan cara berperan aktif dalam organisasi atau lembaga keagamaan.
“Kedua hal tersebut dapat berjalan beriringan, asalkan penyuluh mampu mengelola waktu dengan baik. Dengan begitu, baik tugas pokok maupun kegiatan sosial dapat berjalan seimbang tanpa ada yang dikorbankan,” ujar Wahid Nurshodiq.
Wahid Nurshodiq yang akrab disapa Wahid tersebut mampu membuktikan hal itu dengan cara selain selalu aktif dengan tugas di KUA, Wahid juga aktif dalam sebuah lembaga sosial keagamaan yang bergerak dalam bidang zakat infak dan sedekah sebagai Ketua NU Care Lazisnu Kabupaten Mukomuko.
Wahid yang telah menjabat sebagai Ketua Lazisnu untuk periode kedua ini menjalani aktifitas di KUA dan NU Care Lazisnu secara beriringan, dengan tidak mengenyampingkan tugas baik dari KUA sebagai penyuluh, maupun tugas di Lazisnu sebagai pucuk pimpinan. Menurutnya pengaturan waktu adalah kuncinya.
Dengan manajemen waktu yang baik tersebut, Wahid telah mampu menjalankan tugas sebagai penyuluh dengan baik. Selain itu juga mampu menggerakkan Lazisnu dengan program KOIN NU secara menakjubkan. Hal tersebut terbukti dengan telah tercapainya target NU Care Lazisnu Mukomuko dalam hal penggalangan ZIS pada laporan semester I Tahun 2021 telah mencapai lebih dari 1 (Satu) Milyar.
“Untuk laporan pada semester pertama tahun 2021, pengumpulan dana dari ZIS telah mencapai lebih dari satu milyar, dan Alhamdulillah setoran koin NU untuk bulan ini mencapai 80 juta lebih,” tambah Wahid.
Dalam menjalankan pekerjaannya, Wahid selalu menekankan untuk selalu tertib tepat waktu. Hal tersebut ia terapkan dalam kegiatan apapun. Hal tersebut juga tampak saat di kantor Lazisnu Mukomuko yang berada di Kecamatan Penarik, Wahid selalu cek dan melakukan kontrol terhadap kinerja kerja relawan Lazisnu, baik saat entri data, pengemasan koin dan kegiatan yang lainnya.
“Intinya, kita harus mampu mengelola waktu dengan baik agar bisa bekerja secara profesional tanpa melupakan aspek personal dan sosial, dan saya merasa beruntung dapat karena bekerja di instansi yang memberikan ruang bagi karyawan atau pegawainya untuk berkembang secara maksimal,” pungkas Wahid. (WN)