Lebong (Inmas). Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupten Lebong Mansyahri  membuka secara resmi kegiatan pembinaan keluarga bahagia Keristiani, kegiatan yang berlangsung selama 1 hari itu dilaksanakan di aula Kantor Kementerian Agama Kabupaten Lebong yang diikuti 30 orang umat Katolik dari beragam profesi pada Kamis(26/09)

Dalam sambutanya sekaligus menyampaikan arahanya Ka-Kan Kemenag Lebong Mansyahri mengatakan bahwa keluarga merupakan sistem sosial terkecil dalam sebuah masyarakat, oleh sebab itu suasana keluarga yang kondusif akan menghasilkan tatanan masyarkat yang baik karena dalam keluargalah seluruh masayarkat belajar berbagai dasar kehidupan bermasyarkat.

“Umat Kristiani mempunyai panggilan hidup bermasyarakat, bernegara dan mengereja berdasarkan iman keristiani, maka dari itu dengan pertemuan dan pembinaan ini diharpkan dapat menempatkan iman Keristiani sebagai pusat dan dasar serta sumber motivasi dan inspirasi dalam pelayanan sehingga umat dapat di arahkan menuju penghayatan iman sebagai hubungan pribadi dengan tuhan serta mewujudkan kesaksian hidup di tengah-tengah masyarakat” ujar Mansyahri

Sementara itu ketua panitia pelaksana Gencana dalam laporanya mengatakan bahwa umat Keristiani di panggil untuk membangun gereja yang misioner dalam semangat persaudaraan yang tulus. untuk mencapai tujuan tersebut perlu di kembangkan kualitas yang mampu hidup bersama di tengah kehidupan bermasyarakat yang majemuk merupakan tugas yang sangat berat mengingat dalam usaha memenuhi panggilanya untuk hidup bermasayarakat dan menggereja dihadapkan pada tantangan di era gelobalisasi dan teknologi yang tidak hanya menggerus nilai-nilai kebersamaan  sebagai sebuah bangsa tetapi menggerus nilai penghayatan iman Keristiani di dalamnya.

“Oleh karena itu Kantor Kemenag Lebong melelalui penyelengara Bimas Katolik menggelar pembinaan keluarga bahagia keristiani dengan maksud dan tujuan untuk meningkatkan kualitas kerukunan intern Umat katolik, meningkatkan kualitas panggilan hidup kerluarga dan meningkatkan kualitas penghayatan iman Katolik dalam praksis hidup menggereja dan masyarakat” jelas Gencana.(Bibin)