Tradisi Baca Asmaul Husna dan Bersalaman di MT Ath-Thohiroyyah Binaan PAI KUA Kecamatan Air Periukan

Seluma (Humas)-- Majelis Ta'lim Ath-Thohiroyyah Desa Kungkai Baru merupakan Majelis Ta'lim Binaan Penyuluh Agama Islam KUA Kecamatan Air Periukan, M. Wahid Syafiuddin, M.Ag. MT Ath-Thohiroyyah beralamatkan di Desa Kungkai Baru Kecamatan Air Periukan, yang memiliki anggota kurang lebih 150 orang. Tetapi dalam kegiatan rutin pengajian mingguan jumlah jama'ah yang hadir berkisar 50 orang. Sebagaimana yang dilaksanakan Bimluh-nya pada hari Jumat yang lalu. (10-09-2024).

Salah satu diantara ke-khasan Majelis Taklim Ath-Thohiroyyah adalah kegiatan dimulai dengan membaca Asmaul Husna dan do'a-do'a yang mengiringi bacaan. Asmaul Husna ini dibaca dengan menggunakan lagu-lagu sholawat guna menambah khidmat pembacaannya. Selain itu pada akhir sesi kegiatan pengajian rutin, seluruh jamaah pengajian menutupnya dengan kembali membaca sholawat dan bersalaman. (Ungkap Wahid).

Adapun manfaat yang kita dapatkan dari membaca Asma’ul Husna, seperti dijelaskan Syekh Shalih al-Ja’fari, adalah ; 

 فَذِكْرُهَا نَافِعٌ لِلدُّنْيَا وَالدِّيْنِ وَالآخِرَةِ، وَذِكْرُهَا يُسَمَّى مَجْمَعَ الْخَيْرَاتِ وَمَفَاتِحَ الْبَرَكَاتِ وَمَجَلَّى التَّجَلِّيَاتِ، مَاوَاظَبَ عَلَيْهَا مَكْرُوْبٌ إِلَّا فَرَّجَ اللهُ تَعَالَى عَنْهُ كُرْبَةً، وَلَا مَدْيُوْنٌ إِلَّا قَضَى اللهُ تَعَالَى دِيْنَهُ، وَلَا مَغْلُوْبٌ إِلَّا نَصَرَهُ اللهُ تَعَالَى، وَلَامَظْلُوْمٌ إِلَّا رَدَّ اللهُ تَعَالَى مَظْلَمَتَهُ، وَلَا ضَالٌّ إِلَّا هَدَاهُ اللهُ، وَلَامَرِيْضٌ إِلَّا شَفَاهُ اللهُ تَعَالَى، وَلَا مُظْلِمُ الْقَلْبِ إِلَّاَ نَوَّرَ اللهُ تَعَالَى بِهَا قَلْبَهُ

 
Artinya:  Menyebut Asmaul Husna bermanfaat bagi (urusan) dunia, agama, dan akhirat, dan zikirnya dinamakan kumpulan kebaikan-kebaikan, kunci-kunci keberkahan, dan singkapan kejelasan. Tidaklah kesulitan yang ditekuni dengan Asmaul Husna melainkan Allah lapangkan kesulitannya, tidaklah hutang melainkan Allah tunaikan hutangnya, tidaklah kekalahan melainkan Allah akan menolongnya, tidak orang yang dizalimi melainkan Allah kembalikan kezalimannya, tidaklah orang yang sesat melainkan Allah beri petunjuk, tidaklah orang yang sakit melainkan Allah sembuhkan penyakitnya, tidaklah kegelapan hati melainkan Allah terangi hatinya dengan Asma’ul Husna (Dinukil dari Muhammad bin Alwi al-Aidrus, Khawwash Asmaul Husna Littadawi wa Qadhail Hajat).

Harun, S.Ag., M.H menuturkan bahwa tradisi sebagaimana yang dilakukan oleh Jama'ah Majelis Taklim Ath-Thohiroyyah Desa Kungkai Baru, binaan M. Wahid Syafiuddin merupakan salah satu tradisi yang dilaksanakan oleh masyarakat Muslim Indonesia, utamanya warga Nahdliyyin. Mengingat karena warga NU mayoritas berada di desa-desa, sehingga hal yang bersifat tradisi sangat mudah dilaksanakan dan menjamur di pedesaan. Hal ini sekaligus menjadi salah satu ciri khas Majelis Taklim ini.(Naf/Mws)


TERKAIT

Berita LAINNYA