Plt Dirjen Bimas Buddha : Kebersamaan Umat Buddha di Bengkulu Luar Biasa

BENGKULU (HUMAS) --- Plt. Dirjen Bimbingan Masyarakat (Bimas) Buddha Kementerian Agama RI Nyoman Suriadarma.,M.Pd menilai, kebersamaan dan keharmonisan umat Buddha di Provinsi Bengkulu sangat luar biasa.

‘’Kunjungan kali ini merupakan kali ketiga saya di Provinsi Bengkulu. Ternyata kebersamaan dan keharmonisan umat Buddha disini sangat luar biasa, sangat kuat,’’ ungkap Nyoman ketika membuka kegiatan pemberdayaan Rumah Ibadah agama Buddha di Splas Hotel Kota Bengkulu. Minggu, (24/4/2022).

Tentu kebersamaan dan keharmonisan harus menjadi modal penting untuk mewujudkan cita-cita besar Menag RI yakni Moderasi Beragama.

‘’Ide dasar moderasi adalah untuk mencari persamaan dan bukan mempertajam perbedaan. Dengan persamaan kita akan indah, harmoni,’’ katanya.

Karenanya dalam kesempatan tersebut, Nyoman membeberkan tiga rahasia agar suatu organisasi atau lembaga keagamaan tetap awet dalam membina umat Buddha di Provinsi Bengkulu sehingga tetap harmoni, rukun dan selalu bersama sepanjang massa.

‘’Pertama adalah terletak pada Personality-nya atau kepribadian seseorang. Pengurus Vihara harus bisa memahami karakter jemaahnya, memahami umatnya. Misalnya jangan mudah tersinggung, marah, mengeluh dalam memberikan pelayanan,’’ pintanya.

Kedua, perhatian yang merupakan kegiatan yang dilakukan seseorang dalam hubungannya dengan pemilihan rangsangan yang datang dari lingkungannya.

‘’Selaku orang yang dituakan, diamanahkan kita dituntut meningkatkan hubungan interpersonal yaitu, kemampuan untuk merespons dengan tepat tekanan dari hubungan dan kemampuan untuk mengomunikasikan emosi mereka kepada umat dan saudara-saudara kita,’’ jelasnya.

‘’Misalnya mendatangi keluarga atau saudara kita yang berduka, mencarikan solusi bagi mereka yang ada masalah. Berikan mereka perhatian yang penuh, jangan sampai lengah,’’ pesannya lagi.

Tentu untuk mengapai tersebut menurut Nyoman tidak mudah, harus diawali dengan niat ikhlas. Karenanya, kunci ketiga dalam mengapai angan-angan tersebut yakni, ciptakan rasa sayang antar sesama yang diawali dengan menciptakan generasi emas.

‘’Siapa lagi kalau bukan anak-anak kita, yang harus kita didik mereka dengan baik. Ciptakan mereka memiliki rasa bakti kepada orang tua, tanamkan mereka agar memiliki rasa kasih sayang dengan saudara antar sesamanya,’’ lanjut Nyoman.

‘’Jika kita lengah, rasa-rasa seperti ini dikhawatirkan akan luntur, hilang. Dan ini jangan sampai terjadi di umat Buddha, anak-anak harus dideteksi sejak dini. Yakinlah dengan rasa kasih sayang, perhatian mereka akan menjadi generasi hebat,’’ demikian Nyoman.

 

Penulis : Tatang Wss


TERKAIT

Wilayah LAINNYA