Kota Bengkulu (Humas) --- Untuk meningkatkan kontribusi berita dari seluruh satuan kerja (Satker) baik itu dari Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan dan Madrasah, Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kota Bengkulu menggelar kegiatan Pembinaan Kontributor Berita. Kamis, (25/3).
Acara dibuka Kepala Kantor Kemenag Kota Bengkulu Drs.H. Zainal Abidin., M.H Dengan diikuti oleh 20 orang peserta kontributor berita dari setiap KUA, Madrasah dan Kemenag Kota Bengkulu. Kegiatan pembinaan ini mengandeng Subbag Umum dan Humas Kanwil Kemenag sebagai nara sumber yakni Tatang Wahyono.,S.I.Kom, Fardiana.,S.Sos dan Juliati dengan menyajikan materi mengenai teknik-teknik penulisan berita.
Kepala Kantor Kemenag Kota Bengkulu, Drs. H. Zainal Abidin, MH. mengatakan bahwa humas memiliki peran yang sangat penting bagi Instansi atau Satuan Kerja dalam mendukung tugas pimpinan dan lembaga, karena Humas juga menjadi corong utama komunikasi publik.
‘’Fungsinya yang sangat vital, hendaknya humas mengetahui dan memahami tugas dan fungsinya dengan baik salah satu contohnya dalam penulisan berita,’’ kata Zainal.
‘’Yang tujuannya tentu untuk meningkatkan pemahaman kontributor berita mengenai teknis pembuatan berita yang menarik,’’ sambung mantan Kakan Kemenag Kabupaten Kaur itu.
Sementara itu, Tatang yang dalam pemaparannya tersebut mengungkapkan, bahwa syarat suatu teks dapat dikatakan layak sebagai berita bila dapat memenuhi syarat yakni fakta atau faktual, yang artinya teks berita harus berisi fakta atau peristiwa nyata.
‘’Bila kejadian yang disampaikan bukan fakta, maka hal tersebut tidak dapat disebut sebagai berita,’’ kata Tatang.
Selain itu lanjut Tatang, adalah aktual yang bermaknakan bawah suatu berita harus merupakan peristiwa yang masih hangat atau baru, seimbang, dan lengkap.
‘’Teks dalam sebuah berita haruslah lengkap dari unsur 5W+1H (What, Why, Who, When, Where + How). Yakni What : Menanyakan apa yang di informasikan, Where : Dimana peristiwa itu terjadi, When : Kapan peristiwa itu terjadi. Kemudian Who : Siapa yang terlibat dalam peristiwa atau kejadian tersebut, dan Why : Mengapa peristiwa atau kejadian itu bisa terjadi serta How : Bagaimana peristiwa atau kejadian itu bisa terjadi,’’ jelas Tatang.
‘’Nah dari 5W + 1H tersebutlah yang nantinya disusun dan kemudian di buat menjadi suatu berita, sehingga berita menjadi aktual, faktual dan dapat dipercaya. Disisi lain berita juga harus menarik dan sistematis, agar jelas dan mudah dipahami,’’ sambung Tatang.
Dalam kesempatan tersebut Dina menambahkan, bahwa membuat tulisan cara yang paling mudah yakni para kontributor Kemenag bisa menjajal struktur Piramida terbalik. Karena tulisan dengan struktur piramida terbalik memang paling cocok digunakan untuk menyajikan berita.
‘’Struktur ini sering juga digunakan para petugas humas, yang kerap membuat press release, dan memang struktur ini harus diterapkan, agar beritanya terstruktur, jelas dan topiknya diketahui audiensm,’’ demikian Tatang dan Dina. (Rozi/Popi/red Ttg)