Ditutup Kakanwil, ASN Diminta Miliki 5 Kapasitas Perkuat MB

BENGKULU (HUMAS) --- Orientasi pelopor Penguatan Moderasi Beragama (PMB) angkatan I dan II dijajaran Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi ditutup Kakanwil Dr. H.Zahdi Taher, M.H.I. Dalam kesempatan itu, Zahdi meminta ASN dan tokoh agama agar terus melakukan gagasan-gagasan positif dan aksi nyata ditengah-tengah masyarakat.

"Karena orientasi MB ini memberi pelajaran bagi Bapak/ibu untuk berfikir dan bertindak bijaksana serta tidak fanatik oleh satu pandangan keagamaan seseorang," kata Kakanwil di Nala Sea Side Hotel, Jalan Pariwisata Pantai Panjang Kota Bengkulu. Kamis, (10/3/2022).

Selain melakukan aksi nyata, orientasi ini juga diharapkan untuk menyamakan persepsi, agar apa yang dicita-citakan Kemenag menjadikan masyarakat yang moderat, toleran, rukun terwujud.

"PMB  merupakan prioritas Kementerian Agama. Karenanya saya minta kepada ASN dan tokoh agama kawal program Ini," pintanya.

Dikesempatan lain, Dr.  Siti Nasihatun, S.Pd, M.Pd didampingi Abdul Qodir selaku tim fasilitator PMB dalam materi orientasinya mengungkapkan, ada 5 kapasitas ASN kemenag yang harus dimiliki untuk memperkuat moderasi beragama.

Yang pertama adalah, wawasan keagamaan dimana seorang ASN harus memahami nilai universal ajaran agama, serta menghormati keyakinan umat agama lain untuk menjadi role mode PMB.

"Bapak/Ibu jangan terjebak dengan simbol, dan berasumsi negatif terhadap seseorang. Misalnya jika melihat seseorang laki-laki yang berjengot, kita sudah menuduh orang itu moderat. Padahal, belum tentu dia moderat, " kata Dr. Siti yang akrab disapa Mbk Nana ini.

Kemudian kedua, kapasitas ASN yang harus dimiliki adalah wawasan kebangsaan. Dimana seorang ASN harus memiliki komitmen terhadap NKRI, memiliki wawasan kebangsaan yang luas serta memiliki kesadaran bahwa menjadi ASN Kemenag merupakan wujud dari keimanan.

"Selanjutnya yang ketiga yakni kecakapan.ini adalah citra diri ASN Kemenag serta bagaimana kita dituntut mampu membentuk pemahaman, resolusi konflik, berpikir kritis dan analisis sosial," terangnya.

Keempat adalah sikap diri, seorang ASN wajib memiliki nilai-nilai inklusif,  demokratis, egaliter, humanis dan non Diskriminatif serta anti kekerasan.

"kemudian yang kelima adalah Seorang ASN paham konteks persoalan kehidupan beragama, dimana kita dituntut untuk memahami konteks yang membenturkan agama dan negara dan memahami konteks benturan faham dan praktik keagamaan dalam ruang intra (internal) agama, " ungkapnya

Tim fasilitator Abdullah Ubaid dalam kesempatan itu juga mengaku setuju atas ide peserta dalam diskusi kelompok pada orientasi tersebut, bahwa untuk memperkuat MB, ASN dan tokoh agama serta masyarakat memang harus memiliki target dan strategi khusus yang ingin dicapai. Seperti usulan pembentukan Peraturan Daerah (Perda) dan tim satuan tugas (Satgas).

‘’Sehingga PMB dilingkungan Kemenag dan daerah benar-benar berjalan optimal,’’ ujarnya.

 

Kemudian lanjut Abdullah, selain pembentukan satgas, dalam diskusi kelompok itu peserta orientasi mengusulkan adanya reward yang harus diberikan kepada pelopor PMB. Apalagi Kemenag memang tidak bisa kerja sendiri, dengan harus melibatkan tokoh masyarakat, pemerintah dan stakholder lainnya.

"Namun tentu untuk mencapai hasil itu perlu dukungan anggaran dana yang maksimal. Apalagi dalam program ini akan ada kegiatan monep layanan untuk mengevaluasi kerja dilapangan," tegas Abdullah.

Orientasi pelopor PMB berlangsung menarik, selain dikemas dengan game, diskusi dan mengambar antar kelompok, para peserta juga disajikan materi mendalam untuk memperkuat moderasi beragama.

Sementara itu pada acara penutupan orientasi PMB sendiri selain dihadiri Kakanwil, juga dihadiri Kepala Bagian Tata Usaha Drs. H. Hamdani, M.Pd, Kepala Bidang, Pembimas dilingkungan Kanwil serta tim fasilitator yang dipimpin oleh Dr. Endang Sutisnowati.

Endang dalam pesan khususnya pada acara penutupan itu meminta kepada ASN dan tokoh agama yang diharapkan menjadi pelopor PMB benar-benar menghadirkan keharmonisan didalam kehidupan sesama anak bangsa. Karenanya, dia meminta kepada peserta agar benar-benar berkomitmen menjalankan nilai-nilai PMB tersebut.

‘’Hai bos, usai sudah kegiatan orientasi. Selamat ya? Menjadi pelopor penggerak moderasi beragama. Terapkanlah nilai-nilai moderasi beragama melalui sikap, prilaku dan ucapan. Sukses ya bos!, salam sehat selalu ya bos?,’’ demikian pesan Endang Mengakhiri.

 

Penulis : Tatang Wss

  


TERKAIT

Wilayah LAINNYA