Kota Bengkulu (Humas) - Kepala Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kota Bengkulu, yang diwakili oleh Kepala Seksi Bimbingan Masyarakat (Bimas) Islam, H. Rolly Gunawan, M.HI. telah mengikuti Rapat Koordinasi (Rakor) Tim Pengawas Aliran Kepercayaan dan Aliran Keagamaan Dalam Masyarakat (PAKEM). Bertempat di Kantor Kejaksaan Negeri Kota Bengkulu, Kamis, 18 Maret 2021.
Rakor tersebut langsung dipimpin dan dibuka oleh Kepala Kejaksaan Negeri Kota Bengkulu, Irene Putri, yang dihadiri oleh peserta Rakor dari Kesbangpol, FKUB, Kementerian Agama, Kajari, Kodim 0407, Badan Intelijen Negara, Polres Kota Bengkulu.
Pada kesempatan itu, Kajari Kota Bengkulu, Irene Putri, berharap agar masyarakat dan umat tetap rukun damai, agar tidak terjadi konflik. Untuk itu, beliau mengharapkan segenap pengurus PAKEM dapat proaktif serta serius dalam mengawasi, ataupun mentolerir hal-hal yang yang dapat memicu terjadinya konflik ataupun aliran dan paham yang tidak sesuai dengan rambu-rambu yang sudah ditetapkan oleh Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Dalam Rakor ini masing masing unsur pengurus dalam PAKEM sudah menyampaikan perkembangan dan hal ihwal serta keaktifan daripada aliran dan faham serta organisasi yang ada di tengah masyarakat. Sehingga perkembangan dan eksistensi mereka ini tetap terpantau dalam pengawasan PAKEM, keamanan tetap terjaga serta jauh dari hal hal yang yang memicu terjadinya konflik di tengah masyarakat dan umat.
Kasi Bimas Islam, H. Rolly Gunawan, M.HI. selaku perwakilan dari Kementerian Agama sendiri telah menjelaskan bahwa pada saat ini pemicu yang yang sering terjadi adalah melalui media digital dan medsos. Dimana ujaran kebencian dan bahasa yang mementingkan kelompok tertentu sangat cepat direspon oleh masyarakat melalui media sosial. Untuk itu ke depan akan dicari solusi cerdas yang dapat meredam ungkapan yang memojokkan Pemerintah serta membenturkan masyarakat dan umat melalui media sosial. Jika hal ini dapat dicari solusi cerdasnya dan konflik dapat dihindari serta diredam seminimal mungkin. Pada ahirnya, masyarakat dan umat di Kota Bengkulu beserta organisasi paham dan aliran ini berjalan pada relnya dan tidak ada yang memicu daripada terjadinya konflik, tutup Rolly. (Rolly/Popi)