Bengkulu (Humas) - Demi mewujudkan jamaah haji yang solid, Panitia Pemberangkatan Ibadah Haji (PPIH) kembali melakukan pembekalan bagi petugas kloter, seluruh ketua regu (karu), dan ketua rombongan (karom) dari kloter 2 Bengkulu atau kloter 7 Padang, di Aula Bir Aly Asrama Haji Provinsi Bengkulu, Kamis (9/6). Hal ini dilakukan dalam rangka meminimalisir kendala-kendala yang akan terjadi saat pemeriksaan di asrama haji maupun saat pelaksanaan ibadah haji.
Kepala Kanwil Kemenag Provinsi Bengkulu Dr. H. Zahdi Taher, M. HI yang dalam kesempatan ini diwakili oleh Kabag TU Drs. H. Hamdani, M.PD menyampaikan terima kasih kepada karom, dan karu atas kesediaannya menjadi ketua di masing-masing regu maupun rombongan. Hal ini mengingat pentingnya peran ketua kloter, karom, dan karu pada saat ibadah haji di tanah suci.
"Karom atau karu ini adalah tugas tambahan yang sangat mulia bagi Bapak Ibu, namun juga menjadi tanggung jawab yang sangat besar, karena karom atau karu akan bertanggung jawab bagi jamaah haji yang dibawanya," ujar Hamdani.
"Kami harap Bapak/Ibu dapat beribadah dengan baik namun juga tetap melayani jamaah yang lain. Kami juga berharap selama pemeriksaan di asrama haji Bengkulu ini Bapak/Ibu mengikuti instruksi petugas dan aturan yang sudah dibuat dengan baik," tambah Hamdani.
Kabid Haji dan Umroh Kanwil Kemenag Provinsi Bengkulu Dr. H. Intihan yang mendampingi Kakanwil menambahkan, proses pemeriksaan di asrama haji ini sangat menentukan terlambat atau tidaknya pemberangkatan ke Bandara Internasional Minangkabau.
"Berdasarkan pengalaman hari ini melayani calon jamaah haji kloter 1, masih banyak jamaah yang belum mengikuti instruksi petugas dengan baik, sehingga saya berharap CJH pada kloter 2 ini lebih taat lagi, sehingga proses pemeriksaan kita disini bisa sesuai dengan target waktu yang sudah ditargetkan," tambah H. Intihan.
"Mohon karom dan karu sampaikan kembali kepada calon jamaah haji yang lain agar tidak lagi membawa barang berbahan logam seperti paku, cutter, gunting kuku, gunting, dan lain-lain. Tidak perlu juga membawa barang yang berbentuk cairan lebih dari 100 ml, seperti air minum, lotion, dan lain-lain. Tinggalkan saja itu disini, tidak perlu berspekulasi sehingga menghambat proses pemeriksaan nantinya, karena ini merupakan aturan internasional untuk penumpang haji yang akan berangkat ke Arab Saudi," pungkas H. Intihan.
Drs. H. Siun Ruhan, M.HI sebagai pemateri dalam pembekalan ini menyampaikan pentingnya untuk mengetahui hal-hal yang menyebabkan kegagalan dalam proses ibadah haji, salah satunya adalah pembimbing ibadah yang tidak menguasai ibadah haji.
"Bagi pembimbing ibadah, saya tekankan harus menguasai bagaimana proses ibadah haji, jangan sampai pembimbing ibadah malah tidak menguasai ibadah haji. Dan untuk petugas haji juga jangan sampai hilang jati diri, tetap harus ingat tugas dan tanggung jawab yang diamanahkan. Yang terpenting, hindari perpecahan yang ada di dalam rombongan, diskusikan segala sesuatu dengan baik," ujar Siun.
Dalam pembekalan ini H. Siun Ruhan juga memberikan tips dan praktik singkat cara pemakaian kain ihram yang aman dan nyaman. Diakhir pembekalan para karom dan karu menerima insentif dari PPIH sebagai wujud terima kasih Pemerintah atas kesediaan calon jamaah haji menjadi karu maupun karom.
(Anugrah)