Bengkulu (Inmas) ---- Dirjen Bimas Buddha Kementerian Agama RI Caliadi, SH,MH membuka kegiatan Dialog Kerukunan Intern Umat Buddha Se Provinsi Bengkulu Tahun 2018. Dirjen Bimas Buddha mengapresiasi kegiatan ini mengingat kerukunan intern umat Buddha dan umat beragama sangat di butuhkan oleh Bangsa dan Negara.
“Dalam situasi keamanan yang terjadi belakangan ini di berbagai wilayah Indonesia, sikap toleransi harus dimiliki oleh umat Buddha serta selalu meningkatkan kewaspadaan terhadap tindakan yang dapat merusak serta memecah belah persatuan dan kesatuan bangsa,” ucap Caliadi Kamis (17/05).
Menurut Dirjen Bimas Buddha sudah seharusnya Umat Buddha bersatu jangan sampai ada perselisihan antar pengurus Lembaga/Majelis Keagamaan Buddha.
“masih ada pengurus organisasi keagamaan Buddha yang belum rukun karena kurang memahami sikap tenggang rasa dan menghargai pendapat serta pandangan orang lain. Keadaan seperti ini jangan sampai berkelanjutan dikalangan umat Buddha Provinsi Bengkulu,” tambah Caliadi.
Hadir juga dalam acara ini Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Bengkulu Drs. H. Bustasar, MS.,M.Pd. Dalam sambutannya Kepala Kanwil menyampaikan rasa terima kasih kepada Umat Buddha di Provinsi Bengkulu yang sudah ikut berpartisipasi dalam menjaga kerukunan umat beragama khususnya di Provinsi Bengkulu.
“perlu saya sampaikan kepada Bapak Dirjen Bimas Buddha bahwa Provinsi Bengkulu memiliki tingkat kerukunan beragama yang sangat baik, sehingga selama ini belum ada gesekan atau permasalahan antar umat beragama. Hal ini tentu tidak terlepas dari peran umat Buddha dalam menjaga kerukunan beragama tersebut,” kata Bustasar.
Selanjutnya Pembimas Buddha Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Bengkulu Warlan, SE.,M.Pd menyampaikan bahwa kegiatan Dialog Kerukunan Intern Umat Buddha dilaksanakan dari tanggal 16 sd 18 Mei 2018 bertempat di Splash Hotel Kota Bengkulu dengan jumlah peserta 40 orang. Kegiatan ini memiliki tujuan diantaranya memperkokoh kekompakan dan kerukunan intern umat Buddha, meningkatkan sikap toleransi antar umat beragama, serta menyikapi isu-isu aktual keagamaan. (yulius)