Siswa MIN 1 Rejang Lebong Ciptakan Alat Peraga Perubahan Energi dari Barang Bekas

Rejang Lebong (Humas) – Siswa kelas 6B MIN 1 Rejang Lebong menunjukkan kreativitas luar biasa dengan membuat alat peraga perubahan energi dari barang bekas. Kegiatan ini berlangsung pada Senin (24/02/2025) di bawah bimbingan wali kelas, Gustina Feriyanti, S.Pd.I.

Dengan memanfaatkan barang-barang yang sudah tidak terpakai, siswa kelas 6B MIN 1 Rejang Lebong berhasil menciptakan alat peraga yang menunjukkan perubahan energi kimia dari baterai menjadi energi gerak serta energi kimia menjadi cahaya.

Gustina Feriyanti, S.Pd.I, selaku wali kelas, menyampaikan bahwa pembuatan alat peraga dari bahan bekas tidak hanya menjadi media pembelajaran yang efektif, tetapi juga sebagai langkah untuk menanamkan kesadaran lingkungan kepada siswa. “Kami ingin siswa tidak hanya memahami teori perubahan energi, tetapi juga dapat melihat langsung bagaimana proses tersebut terjadi dengan alat peraga yang mereka buat sendiri. Selain itu, ini juga menjadi cara bagi kami untuk mengajarkan pentingnya mendaur ulang dan menjaga lingkungan,” ujar Gustina.

Salah satu siswa, Abdulah Ahmad Fatih, mengungkapkan rasa senangnya bisa membuat alat peraga dari barang bekas. “Saya sangat senang bisa membuat bahan praktek sendiri dari barang bekas. Selain jadi lebih paham tentang perubahan energi, saya juga jadi lebih kreatif,” tuturnya dengan antusias. Kegiatan ini pun disambut baik oleh siswa lain yang merasa lebih tertarik belajar dengan metode praktik langsung dibanding hanya membaca buku.

Membuat alat peraga dari bahan bekas bukan hanya sekadar inovasi dalam pembelajaran, tetapi juga membantu meningkatkan minat dan rasa memiliki terhadap materi yang dipelajari. Dengan melibatkan siswa dalam proses pembuatan, mereka tidak hanya belajar tentang konsep sains, tetapi juga tentang kerja sama tim dan pemecahan masalah. Ini menjadi pengalaman yang tidak hanya menambah wawasan, tetapi juga melatih keterampilan mereka.

Melalui kegiatan ini, MIN 1 Rejang Lebong terus berupaya menciptakan metode pembelajaran yang inovatif dan menyenangkan bagi para siswa. Ke depan, diharapkan semakin banyak kegiatan serupa yang dapat mengembangkan kreativitas dan keterampilan siswa dalam berbagai bidang ilmu. Dengan demikian, pembelajaran tidak hanya sekadar teori, tetapi juga menjadi pengalaman yang bermakna dan aplikatif dalam kehidupan sehari-hari. (Randi)

 


TERKAIT

Berita LAINNYA