Bengkulu Tengah (Humas) - Sarapal Anam merupakan salah satu kesenian dan budaya masyarakat suku Lembak dan Melayu, suatu budaya yang lahir dan berkembang di tengah masyarakat dan menjadi tradisi secara turun-temurun.
Pertunjukan Sarapal Anam adalah lantunan syair-syair berzanji yang diiringi dengan tabuhan rebana. Syair-syair kesenian ini di ambil dari syair Nazhm dalam kitab mulud/maulid. Kesenian Sarapal Anam ini oleh masyarakat Lembak sering di sebut Bedzikir, kesenian ini biasanya digunakan pada acara pernikahan dan Maulid Nabi, untuk acara Maulid Nabi biasanya dilaksanakan di Masjid.
Kepala KUA Kecamatan Pondok Kubang kabupaten Bengkulu Tengah Mintarno, SHI., MHI., mendukung dan menyambut baik penampilan tim Sarapal Anam Tunas Muda Desa Paku Haji pada kamis ( 19/10) saat melaksanakan pencatan dan pengawasan pernikahan di Desa Paku Haji.
Mintarno Menyampaikan ikut mengapresiasi adat dan budaya yang masih dilestarikan oleh masyarakat secara turun temurun, terutama di Kecamatan Pondok Kubang, di setiap acara pernikahan kesenian ini selalu di tampilkan, dan terlihat semangat dari bapak-bapak dalam menabuh gendang rebana.
"Kita bersyukur ditengah gempuran kemajuan jaman dan berkembangnya berbagai macam seni hiburan, masyarakat kita masih melestarikan Sarapal Anam disetiap acara pernikahan baik melarak pengantin, maupun menjelang prosesi akad nikah" urai Mintarno.
Keberadaan seni Sarapan Anam ini menjalin kebersamaan dan kerjasama antar penabuh rebana, yang tercermin saat saling bersahutan dalam pembacaan syair di setiap kesenian ini ditampilkan. (Yessi)