Kakan kemenag Kepahiang Dukung Karya Batik Diwo di MAN 2 Kepahiang

Kakankemenag Kab. Kepahiang Drs. Albahri, M.Si. memberi dukungan kepada siswa untuk selalu berkarya melestarikan kearifan lokal

Kepahiang (Humas) – Gelar karya Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila dan Profil Pelajar Rahmatan Lilalamin (P5P2RA) di MAN 2 Kepahiang menjadi momentum bagi Kakankemenag Kab. Kepahiang Drs. Albahri, M.Si. memberi dukungan kepada siswa untuk selalu berkarya melestarikan kearifan lokal, salah satunya batik diwo yang merupakan ciri khas filosopi masyarakat Kepahiang dan berlangsung di Panggung Budaya Kompleks MAN 2 Kepahiang, Senin 20/5.

“Gelar karya yang dilaksanakan berbarengan dengan ulang tahun MAN 2 Kepahiang ke-30 adalah untuk memperkenalkan hasil produksi yang lakoni para siswa selama satu semester. Sesuai kurikulum 13, bahwa para siswa dituntut untuk pandai berwirausaha. Agar mereka mampu mengembangkan bakat dan minat yang mereka miliki,” kata Adnan selaku waka kurikulum.

“Di MAN 2 Kepahiang untuk tahun pembelajaran 2023-2024 para siswa fase E memiliki 2 proyek, yakni proyek 3 membuat mukenah dengan bahan dasar kombinasi batik diwo. Proyek 4 membuat batik diwo. Fase F membuat bakul dari bambu dan sendok tempurung dari sayak kelapa,” tambah Adnan.

Albahri menyampaikan bahwa siswa harus terus berkarya dalam masa pendidikan. Tampakkan keterampilan, sebab kalau diasah terus akan menguntungkan. Begitu mengasah keterampilan, terutama jika ada keterampilan bisa melalui ekstrakurikuler akan bisa timbul dengan sendirinya. Misalnya ekstrakurikuler bukan hanya bidang olah raga, seni, kesehatan, namun bidang agama lebih diutamakan. seorang siswa yang pandai berdoa, tentu akan mempunyai nilai lebih di masyarakat.

“Seperti analogi antara pelukis dengan raja yang bermata celek. Suatu hari raja melakukan sayembara. Jika ada seorang pelukis yang berhasil melukisnya, maka akan diberi hadiah. Maka datanglah pelukis pertama,dengan lukisannya sesuai apa yang ada pada raja. Namun raja tidak menerimanya, maka pelukis pertama di penjara. Datang pelukis kedua, dia melukis dengan keadaan raja yang bukan sebenarnya, pokoknya yang bagus semuanya. Setelah raja melihat hasilnya, beliau tidak berkenan, yang akhirnya pelukis kedua di penjara juga. Datanglah pelukis ketiga, dengan gaya melukisnya yakni membuat istana yang di depannya ditumbuhi sebatang pohon. Di atas pohon ada burung, dan lukisan raja yang menembak. Ternyata lukisan tersebut diterima raja. Dan raja memberi hadiah kepada pelukis ketiga,” papar Albahri.

Berdasarkan cerita analogi tersebut, menyatakan kita harus memiliki kreativitas dalam setiap karya, karena apapun bakat yang kita milki bisa menjadi potensi yang berharga.

Dengan kegiatan gelar karya ini, Albahri berpesan bahwa para siswa harus benar-benar sportif dan menyalurkan apa yang terpikirkan dengan akal dan logika yang ada. Silahkan mengikuti kewirausahaan yang diterapkan di MAN 2 Kepahiang mengikuti ekstrakurikuler yang sesuai minat. Sehingga bisa mengharumkan madrasah berprestasi hingga ke Nasional, bahkan Internasional. Erna


TERKAIT

Berita LAINNYA