Kota Bengkulu (Humas) - Penghulu Ahli Madya, Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Sungai Serut, Madsani, S.Ag menjelaskan kenapa nikah disebut ibadah yang paling panjang di dunia.

Sebab, kata Madsani, menikah itu tentang sabar, mengalah dan menerima dalam artian, bukan hanya soal berbagi kebahagiaan, tapi juga tentang belajar sabar saat ujian datang, mengalah saat ego ingin berbicara, dan menerima kekurangan pasangan dengan lapang dada.

"Jangan ada lagi, mau menikah tapi tidak bisa menerima kekurangan pasangan, ingat, manusia tidak ada yang sempurna, pasti punya kelebihan dan kekurangan masing-masing". Ujar Madsani kepada Kontributor Berita KUA Sungai Serut, Senin (6/1/2025).

Selain itu, Madsani juga menuturkan, menikah itu tentang memahami perasaan pasangan, meskipun terkadang sulit, namun, memahami perasaan pasangan yang berbeda bisa membuat kita lebig dekat.

"Sebab, cinta bukan hanya berbagi tawa, tapi juga saling memahami saat sedit ataupun kecewa". Tuturnya.

Lalu, menikah itu tentang memaklumi perbedaan, sebab kita bukan pasangan yang sempurna, kita punya banyak perbedaan. Tapi justru dari perbedaan itulah kita belajar untuk saling memaklumu, bukan untuk mencari keselahan satu sama lain.

Yang lebih penting lagi, kata Madsani, kadang kita perlu menahan emosi dengan pasangan, maksudnya, menikah juga berarti bisa meredam amarah, menahan diri agar tidak mengungkit kesalahan lama atau meledakkan amarah karena hanya hal yang kecil.

"Sebab menghadapi masalah dengan kepala dingin itu sangat penting". Tutupnya. (Fadian/PopiHumas)