Bengkulu (Informasi dan Humas) 4/6- Banyak prosesi yang dilaksanakan saat seorang penghulu melaksanakan pencatatan nikah pada pernikahan seseorang, salah satu dari beberapa prosesi dalam acara akad nikah adalah penyampaian khutbah nikah yang lazim disampaikan oleh seorang penghulu pada setiap acara akad nikah.
Khutbah nikah yang disampaikan oleh penghulu KUA Selupu Rejang Reno Juliando, S.Th.I, M.H.I, sebelum pelaksanaan akad nikah pada hari Selasa, 27 Mei 2014 kemaren di desa Sambirejo menjelaskan beberapa hal yang berhubungan dengan beberapa landasan untuk membentuk keluarga sakinah.
Penghulu tersebut menyatakan bahwa sebuah pernikahan merupakan sepenggal sejarah kehidupan seorang muslim/muslimah terpenting karena ia memiliki peran dan posisi sebagai setengah dari agama seorang muslim/muslimah sehingga ia memiliki andil yang sangat amat penting dalam mewarnai kehidupan keagamaan seseorang, oleh sebab itu sebuah pernikahan haruslah didasari petimbangan yang matang dan sebijaksana mungkin.
Lanjutnya bahwa landasan terpenting dalam pernikahan seseorang adalah agama, ilmu agama dan keagamaan karena sebuah rumah tangga dianalogikan sebagai sebuah rumah yang kuat atau tidaknya rumah tersebut tergantung pada kuat atau tidaknya pondasi rumah tersebut, makin kuat pondasi maka makin kuat pula rumahnya dan begitu juga sebaliknya, selain dari pada itu seorang istri atau suami haruslah memahami betul peran/fungsi, kewajiban dan haknya dalam rumah tangga sehingga akan terbentuk sebuah rumah tangga yang seimbang.
Khutbah nikah merupakan sebuah prosesi yang sangat dimanfaatkan oleh penghulu yang telah bertugas sejak tahun 2009 dan sampai sekarang belum juga mendapat panggilan Diklat Calon Penghulu tersebut dengan semaksimal mungkin untuk menginjak anak tangga demi akan tangga menuju terciptanya keluarga sakinah dari seluruh rumah tangga yang ia ikut andil dalam proses ijab qabulnya khususnya dan seluruh keluarga di wilayah KUA Selupu Rejang umumnya.
Penulis : Reno Juliando, S.Th.I, M.H.I/C **
Redaktur: H.Nopian Gustari
