Bengkulu Utara (HUMAS) – Kepala Kantor Kementerian Agama (Kakan Kemenag) Kabupaten Bengkulu Utara (BU), Drs. H. Ajamalus, MH, dihadapan segenap jajarannya, dalam giat pagi mengaji dan mendengarkan tausyiah jelang sholat zuhur berjama’ah di hari pertama serta puasa di hari kedua, bertempat di Musollah Al-Ikhlas Kemenag BU. Kankemenag menyampaikan bahwa ada 3 hikmah besar dari ibadah puasa. Pertama, sebagai wujud kasih sayang Allah Swt yang rokhman dan rokhiem. Kedua, sebagai pendidikan atau pembelajaran agar dapat bersyukur terhadap nikmat yang Allah Swt berikan, dan Ketiga, membentuk kedisiplinan.
“Sebagai wujud kasih sayang, Allah Swt betul-betul mengetahui dan memahami kelemahan atau kekurangan ibadah setiap manusia, makanya Allah Swt memberikan pasilitas, serta kesempatan di bulan Ramadan sebagai bulan Syahrul Ibadah, yakni kesempatan orang untuk memperbanyak ibadah dengan ganjaran pahala yang berlipat ganda,” terangnya.
“Kedua, bulan ramadhan memberikan pendidikan, pembelajaran kepada kita agar senantiasa bersyukur terhadap nikmat-nikmat yang Allah Swt berikan. Kesempatan-kesempatan yang diberikan untuk melakukan sesuatu yang banyak orang diluar sana tidak bisa melakukannya, tidak bisa memperolehnya selama ini dan sekarang, maka di bulan ramadhan Allah Swt coba untuk menanamkan edukasi kepada hambanya, bagaimana seandainya seseorang itu tidak memiliki apa-apa dengan pendidikan puasa yang tidak makan, tidak minum dari terbit fajar sampai terbenam matahari. Agar kita merenungkannya. Paling tidak dengan rasa syukur itu, kita bisa memanfaatkannya dengan baik. Lebih dari itu, rasa syukur itu kita aplikasikan dalam kehidupan kita,” terangnya lagi.
Yang ke Tiga, masih menurut Kakan Kemenag BU, bahwa Ibadah puasa itu membentuk kedisiplinan karenanya dia berharap dengan ibadah puasa itu mulai mengasah diri, dan menjaga kedisiplinan, paling tidak minimal Tujuh Puluh Lima persen,
“Saya berharap, dengan ibadah puasa ini, kita mulai mengasah diri kita, menjaga kediplinan . Itupun saya ukur, saya tidak akan bisa Seratus Persen disiplin, paling tidak minimal Tujuh Puluh Lima Persenlah. Mari kita, baik PNS Maupun Non PNS, bahwa disiplin itu adalah salah satu wujud syukur sekaligus hikmah yang ada pada bulan ramadhan. Mudah-mudahan menjadi pembelajaran kita semua dalam melaksanakan ibadah puasa. Mari kita laksanakan ibadah puasa ini dengan meningkatkan amal ibadah kita kepada allah swt sehingga kekurangan kita selama ini bisa terpenuhi selama bulan ramadhan,”ajak Kakan Kemenag BU.
Akhirnya, diakhir tausiyahnya, Kakan Kemenag BU, Drs. H. Ajamalus, MH, mengajak untuk mewujudkan rasa syukur sehingga mendapatkan keberkahan dari Allah Swt, untuk senantiasa menjaga kedisiplinan dalam segala aspek kehidupan baik dalam ibadah,pekerjaan, rumah tangga, maupun masyarakat,
“Insya Allah, disiplin itu dapat mengantarkan keberkahan bagi kita. Sebaliknya, kalau tidak disiplin itu akan menjerumuskan kita,” ujarnya.
(Erfin Bastary)