BENGKULU(HUMAS) --- Memperingati Hari Amal Bhakti (HAB) ke-78 Kementerian Agama RI Tahun 2024, Kantor Wilayah (Kanwil) Provinsi Bengkulu akan memberikan penghargaan bagi Kontributor-Kontributor berita terbaik pada masing-masing Satuan Kerja (Satker), di lingkungan Kemenag se-Provinsi Bengkulu.
Kabag Tata Usaha (TU) Dr. H. Ajamalus.,M.H dan Ketua Tim Umum dan Humas Sumardayakita.,S.H mewakili Kakanwil Kemenag Dr. H. Muhammad Abdu,S.Pd.,I.,M.M mengungkapkan, penghargaan akan diberikan pada acara Tasyakuran penutupan rangkaian HAB ke-78 Kemenag.
‘’Dalam acara rangkaian penutupan HAB ke-78, kita juga akan mengemas kegiatan dengan Expo-Fes dan juga akan dibagikan hadiah pada sejumlah tangkai perlombaan,’’ ungkap Ajamalus.
Ajamalus menambahkan, penghargaan ini diberikan bertujuan untuk mengoptimalisasikan tugas dan fungsi Humas melaksanakan program-program pengelolaan Website pada implementasi manajemen berita dilingkungan Kementerian Agama/Madrasah Kabupaten/Kota.
‘’Penghargaan atau Reward ini akan kita berikan kepada Kontributor-Kontributor terbaik dengan 2 (dua) kategori yakni, Penulisan hasil karya News terbaik, Pengelolaan Konten-Konten Kreatif Media Sosial terbaik,’’tandasnya.
‘’Selain itu tentu bertujuan untuk memberikan dorongan kepada seluruh Kontributor-Kontributor untuk terus memberikan kontribusi dalam pembuatan konten-konten kreatif, dalam memberikan edukasi bagi masyarakat terhadap program-program Kemenag khususnya informasi terhadap program-program Kemenag,’’ lanjut mantan Kakan Kemenag Bengkulu Tengah itu.
Apalagi menurut Ajamalus, satu dari tujuh kebijakan/program prioritas gus menteri (gusmen) yaqut cholil qoumas di kementerian agama adalah transformasi digital. dimana transformasi digital merupakan keniscayaan di era serba maya di seluruh lini kehidupan ditopang oleh teknologi informasi melalui media seperti pengelolaan Website yang dikelola oleh Kontributor berita.
‘’Gusmen yaqut dalam beberapa kesempatan menekankan bahwa transformasi digital di kementerian agama sebagai keharusan. meminjam terminologi agama sebagai "fardlu 'ain", tidak ada tawar menawar. kenapa? kita hidup di era serba teknologi,’’ demikian Ajamalus.
