JAKARTA (HUMAS) --- Direktorat Jenderal Pendidikan Islam (Pendis) Kementerian Agama RI melalui program realizing education's promise madrasah education quality reform (REP-MEQR) menggelar seminar nasional penjaminan mutu Madrasah Swasta. Kegiatan menghadirkan nara sumber atau pemakalah terpilih ASN Kanwil Kemenag Provinsi Bengkulu Dr. Bagus Endri Yanto, M.Pd.
Seminar digelar di hotel Hilton Jakarta,yang dibuka oleh Wakil Menteri Agama RI Drs. H. Zainut Tauhid Sa'adi, M.Si. Tanggal 9-10 November 2021. Dalam kesempatan itu, Bagus mengupas mengenai strategi nalar kritis bagi siswa berbasis relegius, terutama bagaimana penguasaan berpikir kritis nilai islami dari kajian Al-Qu’ran.
Bagus mengungkapkan, Lembaga Madrasah Negeri maupun swasta memiliki peran terhadap pencapaian kinerja pendidikan secara nasional. Hasil pengukuran indikator mutu secara eksternal melalui hasil Ujian Nasional (UN), akreditasi dan hasil Evaluasi Diri Madrasah (EDM) menunjukkan bahwa hasil kinerja budaya mutu Madrasah swasta lebih rendah dibandingkan dengan Madrasah Negeri, dimana budaya pengembangan diri guru dan tenaga kependidikan dan pengelolaan sarana pembelajaran pada madrasah swasta memiliki kinerja terendah.
‘’ Untuk itu, perlu dikaji strategi diseminasi praktik baik tersebut dan dirumuskan Peta Jalan dan Strategi Kebijakan Pengembangan dan Penjaminan Mutu Madrasah Swasta,’’ ungkap Bagus.
Dalam mempresentasikan makalahnya tentang Asesmen Penguasaan Berpikir Kritis Nilai Islami berdasarkan Kajian Alquran tersebut, Bagus mengharapkan ada rumusan gagasan dan rekomendasi yang akan menjadi bahan untuk penyusunan naskah akademik Sistem Penjaminan Mutu Madrasah Swasta itu.
‘’Tentu harapan kita bersama, Seminar nasional ini nantinya memperoleh pandangan dan gagasan dari para pemangku kebijakan, para pakar/ahli pendidikan, para pegiat pendidikan, dan para pemangku kepentingan pendidikan madrasah,’’jelasnya.
‘’Karena potensi nalar kritis siswa berbasis nilai religius salah satunya nilai-nilai Islam melalui kajian ayat Alquran, perlu kita kembangkan. Karena jika tidak, akan memberikan dampak buruk terhadap nilai relegius, apalagi di Era berkembangnya globalisasi saat ini, kondisi ini juga diperparah dengan rendahnya kemampuan berpikir kritis nilai islami siswa,’’ demikian Bagus.
Penulis : Tatang Wss