Kepahiang, KUA Kabawetan (HUMAS) --- Penyuluh Agama Islam KUA Kecamatan Kepahiang yang juga merupakan Ketua MUI Kabupaten kepahiang H Rabiul Jayan, S.Ag.,M.H Menjadi Penceramah Pada Kegiatan Tabligh Akbar Majelis Taqlin se Kecamatan Kepahiang di Masjid Taqwa Desa Pelangkian pada Rabu, 31 Januari 2024.
Adapun tema besar taushiah yang disampaikan adalah " Peristiwa Isra Wal Mi'raj Nabi Muhammad SAW ".
Isra Miraj Merupakan peristiwa penting bagi umat Islam. Momen ini memperingati perjalanan di malam hari yang dilakukan Nabi Muhammad SAW ke Sidratul Muntaha di langit ke tujuh.
Peristiwa Isra Miraj sendiri terjadi pada tanggal 27 Rajab di tahun ke-8 kenabian. Kisah Isra Miraj ini terdapat dalam Al-Qur'an surat Al Isra ayat 1 : yang artinya : "Mahasuci Allah (dzat) yang telah memperjalankan hambanya (Muhamad Saw) pada malam hari, dari Masjidil Haram (Makkah) ke Masjidil Aqsha (Palestina), yang diberkahi sekelilingnya, untuk menunjukkan kebesaran kami (Allah SWT). Sesungguhnya Allah SWT adalah Tuhan Yang Maha Mendengar lagi Maha Melihat."
Peristiwa Isra Mi’raj sangat berarti bagi umat Islam, karena di dalam peristiwa ini perintah shalat pertama kali diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW. Sebagai mana kita ketahui, perintah shalat merupakan bagian dari rukun Islam yang kedua, dan menjadi ibadah yang wajib dikerjakan oleh setiap muslim.
H Rabiul Jayan, S.Ag.,M.H juga menyampaikan ada beberapa Hikmah dari peristiwa Isra dan Mi'raj adalah ;
Pertama, bukti Allah menyayangi hambanya. Terjadinya Isra dan Mi’raj berlangsung pada tahun kesedihan bagi Rasulullah saw. yaitu ketika beliau baru saja ditinggal oleh orang terdekatnya. Saat itu juga, Allah swt mengutus malaikat Jibril untuk membawa Nabi Muhammad saw melakukan perjalanan mulianya sebagai bentuk penghiburan dari Allah swt.
Kedua, keimanan meningkat setelah cobaan. Cobaan yang diberikan kepada Nabi Muhammad saw sebelum Isra dan Mi’raj merupakan ujian untuk meningkatkan keimanan, yaitu dengan kepergian orang terdekatnya. Allah swt pun menjanjikan umatnya yang dapat melewati cobaan dengan baik serta berpegang teguh pada syariat Islam, maka dirinya akan memperoleh nikmat besar dari Allah swt.
''Ketiga, memperbaiki kualitas shalat. Dalam perjalanan Isra Mi’raj, Nabi Muhammad saw. juga menerima perintah salat dari Allah yaitu 50 kali dalam sehari, namun jumlahnya terus menurun ketika Nabi Muhammad saw. bertemu dengan nabi-nabi lain. Mereka meminta Nabi Muhammad memohon pengurangan jumlah waktu shalat kepada Allah swt. sehingga pada akhirnya hanya lima waktu shalat wajib saja untuk umat Islam,'' katanya.
Keempat, terjadi di malam hari. Peristiwa perjalanan Isra Mi’raj terjadi di malam hari seperti dalam arti QS Al Isra ayat 1. Alasan yang membuat Allah swt. memilih perjalanan malam itu, karena semua orang sedang terlelap. Perjalanan malam merupakan waktu sangat sepi dan di sinilah perlu dimaknai, bahwa Allah swt. sangat ingin melihat hambanya yang benar-benar beriman. Malam hari juga disebut sebagai waktu paling mustajab untuk berdoa serta mendekatkan diri kepada Allah dibandingkan dengan waktu lainnya.
Kelima, mempercayai kekuasaan Allah swt. Isra dan Mi’raj mengajarkan bahwa Allah Maha Kuasa, karena perjalanan Nabi Muhammad saw. tersebut seolah tak masuk akal apabila dilakukan hanya satu malam pada zaman itu. Untuk mempercayai kuasanya memang memerlukan keimanan. Selain itu, kejadian dahsyat tersebut mempunyai makna dan hikmah Isra Mi’raj, bahwa mujizat itu nyata dan hanya milik Allah semata.