REJANG LEBONG (HUMAS)--- Pada Jumat, 13 September 2024, Masjid Al-Ikhlas di Desa Kampung Jeruk, Kecamatan Binduriang, menjadi saksi peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW yang diisi dengan ceramah penuh makna oleh ASN P3K Penyuluh Agama Islam, Zulkarnain, S. Ag. Acara ini dimulai setelah sholat Jumat, dan mendapat sambutan hangat dari jamaah yang antusias. Kehadiran masyarakat yang sangat beragam, mulai dari anak-anak hingga lansia, menandakan betapa besarnya minat mereka terhadap acara ini. Selain itu, Camat Kecamatan Binduriang, Zainudin, S. Pd., turut hadir dan memberikan sambutan yang mengapresiasi persiapan acara oleh perangkat desa dan tokoh agama setempat.
Dalam ceramahnya, Zulkarnain mengangkat tema penting tentang meneladani sifat Nabi Muhammad SAW, dengan fokus pada empat karakteristik utama yang patut dicontoh: sidik, amanah, fathonah, dan tablig. Ia memulai dengan menyebutkan hadis yang menyatakan bahwa Rasulullah SAW adalah suri teladan yang baik bagi mereka yang mengharap rahmat Allah dan hari kiamat serta banyak mengingat Allah.
Zulkarnain menjelaskan bahwa sifat pertama, sidik, berarti jujur dan berkata benar. Hal ini sesuai dengan ajaran Al-Qur'an yang mengingatkan umat Islam untuk memeriksa kebenaran informasi sebelum menyebarkannya, sebagaimana tercantum dalam Surah Al-Hujurat ayat 6: “Wahai orang-orang yang beriman! Jika seseorang yang fasik datang kepadamu membawa suatu berita, maka telitilah kebenarannya, agar kamu tidak mencelakakan suatu kaum karena kebodohan (kecerobohan), yang akhirnya kamu menyesali perbuatanmu itu.” Ayat ini mengingatkan kita untuk selektif dan bertanggung jawab dalam menyebarkan informasi di era serba cepat seperti sekarang.
Sifat kedua, amanah, berarti dapat dipercaya. Zulkarnain mengutip hadis Nabi yang mengatakan: “Tidaklah sempurna iman seseorang yang tidak menjaga amanah” (H.R. Ahmad). Ia menekankan pentingnya menjaga amanah dalam setiap tanggung jawab, termasuk dalam lingkungan akademik dan profesi. Sebagai contoh, mahasiswa diharapkan memanfaatkan kesempatan belajar dengan bijaksana dan tidak terjebak dalam euforia dunia perkuliahan yang bisa mengalihkan perhatian dari tujuan utama.
Sifat ketiga adalah fathonah, yang berarti kecerdasan atau kepandaian. Zulkarnain menggarisbawahi bahwa kecerdasan tidak hanya dalam hal duniawi, tetapi juga dalam mempersiapkan diri untuk kehidupan akhirat. Ia mengutip hadis yang menyatakan bahwa orang yang paling banyak mengingat kematian dan siap menghadapinya adalah yang paling cerdas, karena mereka mempersiapkan amal saleh untuk kehidupan setelah mati.
Sifat keempat, tablig, berarti menyampaikan kebaikan kepada orang lain. Dalam hal ini, Zulkarnain menekankan pentingnya memberikan pemahaman mengenai kebaikan, sesuai dengan perintah Nabi dalam hadis: “Barang siapa yang menunjukkan kepada suatu kebaikan, maka ia akan mendapatkan ganjaran pahala sebagaimana orang yang melakukan kebaikan itu” (H.R. Ahmad). Ia mendorong jamaah untuk aktif mengajak orang lain melakukan kebaikan dan memastikan bahwa semua tindakan sesuai dengan syariat Allah.
Ceramah diakhiri dengan ajakan untuk terus meningkatkan amal saleh dan mengikuti teladan Nabi Muhammad SAW dalam kehidupan sehari-hari. Dengan penuh semangat, Zulkarnain mengingatkan semua hadirin untuk berlomba-lomba dalam kebaikan dan menjadikan sifat-sifat Rasulullah sebagai pedoman hidup.(diana)