Rejang Lebong (HUMAS)---- Majelis Taklim Nurul-Iman Desa Air Dingin kembali menggelar pertemuan rutin pengajian yang diadakan setiap minggu. Kegiatan ini diisi dengan tausiyah oleh Penyuluh Agama KUA Kecamatan Sindang Kelingi, Selamet Cahyadi Sani, serta Penyuluh Agama Islam Non-PNS, Septian Eko Saputra, S.M.(26/09/2024)

Pada kesempatan ini, materi yang disampaikan berfokus pada pentingnya bersuci (thaharah) dalam kehidupan sehari-hari sebagai syarat sahnya ibadah, seperti shalat, mengaji, dan berzikir. Septian Eko Saputra menyampaikan bahwa bersuci adalah upaya membersihkan diri dari hadas dan najis, baik itu pada badan, pakaian, maupun tempat. Proses bersuci dapat dilakukan dengan wudhu, mandi, atau tayamum, sesuai dengan tuntunan agama.

Beliau menekankan bahwa **bersuci merupakan syarat utama untuk mendirikan ibadah**, sebagaimana dijelaskan dalam Al-Quran, Surah Al-Baqarah Ayat 222, yang mengajarkan tentang pentingnya bertobat dan menyucikan diri. "Ada dua bagian dari bersuci yang harus dipahami, yaitu bersuci dari hadas dan bersuci dari najis. Kedua hal ini menjadi fondasi penting dalam menjalankan ibadah yang sah di mata Allah SWT," ujar Septian dalam tausiyahnya.

Selain itu, para peserta yang mayoritas ibu-ibu dari Majelis Taklim Al-Iman terlihat antusias mengikuti materi dan aktif bertanya pada sesi tanya jawab. Mereka berharap ilmu yang disampaikan bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, terutama dalam menjaga kebersihan diri sebelum melaksanakan ibadah.

Dalam penyuluhan ini, Septian Eko Saputra juga berharap agar setelah mendapatkan pemahaman yang baik tentang thaharah, ibu-ibu Majelis Taklim dapat melaksanakan ibadah bersuci dengan benar sesuai dengan ajaran Islam. Dengan bersuci yang tepat, diharapkan ibadah seperti shalat dapat diterima oleh Allah SWT.

Semoga dengan tausiyah ini, para jamaah semakin memahami pentingnya menjaga kesucian diri dan lingkungan, sehingga ibadah mereka menjadi lebih khusyuk dan diterima oleh Allah SWT.(slamet)