Seluma (Humas) -- Sebagai bagian dari program pembinaan penyuluh agama dalam penuntasan buta huruf Al-Qur'an bagi generasi muda, penyuluh agama Islam Ustadz Wahid Syafiudin, M. Ag melaksanakan program penyuluhan rutin setiap hari selasa dikelompok binaan MDTA Darussalam Desa Kungkai Baru. Senin, 09/12
Menurut wahid peran yang dilakukan penyuluh agama sangat strategis dalam mewujudkan masyarakat yang agamis. Untuk itu penyuluh agama memberikan wadah kepada generasi muda dan masyarakat untuk mendapat bimbingan dan arahan dari berbagai masalah keagamaan, salah satu diantaranya ialah upaya memberantas buta huruf Al-Qur'an.
"Di era globalisasi sekarang ini, banyak sekali pergeseran nilai dalam kehidupan masyarakat, karena dari data Kementerian Agama provinsi Bengkulu masih menunjukan banyak sekali generasi muda yang belum mampu dalam membaca Al-Quran, ini menjadi keprihatinan kita semua dengan banyaknya santri yang tidak bisa membaca al-Qur’an," tutur Wahid
Menurutnya, kondisi itu disebabkan beberapa faktor, antara lain, semakin berkurangnya tempat magrib mengaji di beberapa mesjid dan musholla, kurangnya motivasi orangtua dan banyaknya anak terpapar dengan media gadget.
Lebih lanjut wahid menjelaskan bahwa pemberantasan buta huruf Al-Qur'an bukan hanya untuk mereka yang tidak bisa sama sekali membaca Al-Qur'an, akan tetapi juga yang belum lancar dalam membaca Al-Qur'an. Pembinaan yang dilakukan ini menurut nya bertujuan untuk mewujudkan generasi muda yang mampu membaca Al-Qur'an dengan baik dan benar. Dengan demikian tentu akan meningkatkan kualitas ibadah mereka.
Harun, S. Ag, MH selaku kepala KUA Kecamatan Air Periukan mendorong penuh kegiatan penyuluh dalam memberikan bimbingan agama, ia berharap dengan upaya memberantas buta aksara Al-Qur’an, tidak ada lagi anak usia sekolah generasi muda khususnya di Kecamatan Air Periukan yang tidak bisa membaca Al-Qur’an. (Eka/Lili)