REJANG LEBONG (HUMAS) ---- Rusmiana, seorang Penyuluh Agama Islam (PAI) non-PNS yang aktif di wilayah Curup Selatan, menghadiri acara rembuk stunting dalam rangka pencegahan dan penurunan stunting tingkat Desa Sukamarga. Acara tersebut digelar pada Rabu pagi ini sebagai bagian dari upaya penyusunan Rencana Kerja Pemerintah Desa (RKPDES) tahun 2025.(07/08)

Rembuk stunting ini bertujuan untuk mengidentifikasi permasalahan dan solusi terkait stunting, sebuah kondisi kekurangan gizi kronis yang mengganggu pertumbuhan anak-anak. Dalam acara ini, Rusmiana bersama dengan para peserta lainnya membahas strategi-strategi efektif untuk mengurangi angka stunting di Desa Sukamarga. 

Sebagai seorang PAI non-PNS yang juga aktif dalam kegiatan penyuluhan dan pengembangan masyarakat, Rusmiana turut memberikan pandangan dan masukan mengenai pentingnya peran pendidikan agama dalam mendukung program kesehatan masyarakat. Menurutnya, pendidikan agama dapat menjadi salah satu sarana untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya pemenuhan gizi bagi anak-anak sejak dini.

“Melalui pendekatan agama, kita bisa mengedukasi masyarakat tentang pentingnya menjaga kesehatan dan gizi, terutama bagi anak-anak dan ibu hamil. Ini sejalan dengan ajaran agama yang mendorong kita untuk menjaga amanah tubuh yang diberikan oleh Tuhan,” ungkap Rusmiana.

Acara ini dihadiri oleh berbagai pihak, termasuk perwakilan pemerintah desa, tenaga kesehatan, kader posyandu, dan tokoh masyarakat setempat. Semua pihak berkomitmen untuk bekerja sama dalam mengimplementasikan program-program yang dapat menurunkan angka stunting di desa tersebut.

Dengan adanya rembuk stunting ini, Desa Sukamarga berharap dapat menyusun RKPDES 2025 yang lebih terarah dan fokus pada upaya pencegahan dan penurunan stunting, sehingga dapat mewujudkan generasi masa depan yang sehat dan berkualitas. Rusmiana, bersama para peserta lainnya, berharap agar hasil dari rembuk ini dapat segera diimplementasikan dan memberikan dampak positif bagi masyarakat. (ella)