Kota Bengkulu (Humas) --- Menyambut Hari Kemerdekaan Republik Indonesia yang ke-79, serta untuk mensyiarkan seni dan budaya Islam, Kelurahan Surabaya, Kecamatan Sungai Serut, menggelar Lomba Qasidah Rebana Tingkat Kecamatan di Masjid Al Muttaqiin. Acara yang digelar pada Jumat, 2 Agustus 2024 ini berlangsung meriah dan penuh semangat kebersamaan.
Yang menjadi daya tarik utama dalam lomba ini adalah kehadiran Aslen Yumarni, S.Pd.I, seorang Penyuluh Agama Islam (PAI) dari Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Muara Bangkahulu, sebagai salah satu juri. Dengan pengalaman dan keahlian yang dimilikinya dalam bidang seni qasidah, Aslen Yumarni dinilai sangat mumpuni untuk memberikan penilaian yang objektif dan berkualitas.
Dalam sambutannya, Aslen Yumarni mengungkapkan bahwa kegiatan seperti ini memiliki nilai penting dalam menjaga dan melestarikan seni budaya Islam, khususnya seni qasidah rebana, yang merupakan bagian tak terpisahkan dari tradisi keagamaan di Bengkulu.
“Lomba ini tidak hanya sekadar ajang kompetisi, tetapi juga menjadi wadah dan ajang untuk mempererat ukhuwah Islamiyah dan mengajarkan nilai-nilai luhur melalui seni". Ujar Aslen.
Acara ini diikuti oleh berbagai kelompok qasidah rebana dari sejumlah kelurahan di Kecamatan Sungai Serut. Setiap kelompok menampilkan kebolehannya dalam menyajikan lagu-lagu qasidah dengan iringan musik rebana yang harmonis. Penampilan para peserta tidak hanya dinilai dari segi musikalitas, tetapi juga dari sisi adab, kekompakan, dan kesesuaian tema.
Selain Aslen Yumarni, juri lainnya berasal dari kalangan tokoh masyarakat dan seniman lokal yang telah lama berkecimpung dalam dunia seni qasidah. Kolaborasi antara juri yang kompeten ini memastikan penilaian yang adil dan profesional.
Keikut sertaan Aslen Yumarni sebagai juri dalam lomba ini menambah kesan positif bagi KUA Kecamatan Muara Bangkahulu yang senantiasa aktif dalam berbagai kegiatan keagamaan dan kebudayaan. Kehadirannya di tengah-tengah masyarakat juga semakin memperkuat peran penyuluh agama sebagai penggerak dalam pelestarian budaya Islam di Bengkulu.
Lomba qasidah rebana ini menjadi momentum yang berharga dalam menghidupkan kembali seni Islami di tengah masyarakat, sekaligus menjadi bagian dari perayaan Hari Kemerdekaan RI yang dirayakan dengan penuh suka cita.
Acara ini ditutup dengan pemberian penghargaan kepada para pemenang yang berhasil memukau juri dan penonton dengan penampilan mereka. Para pemenang tidak hanya membawa pulang trofi dan hadiah, tetapi juga kebanggaan atas kontribusi mereka dalam melestarikan seni qasidah rebana di Bengkulu. (Lia/Humas)