Kota Bengkulu (Humas)-Amanda, salah satu siswi Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 2 Kota Bengkulu, berhasil meraih penghargaan bergengsi sebagai Inisiator Muda Moderasi Beragama (IMMB) 2024. Penghargaan ini merupakan bagian dari program Pemilihan Inisiator Muda Moderasi Beragama yang diselenggarakan oleh Direktorat KSKK Madrasah Ditjen Pendidikan Islam, Kementerian Agama (Kemenag) RI, dengan tujuan mencetak generasi muda yang moderat dan berjiwa toleran dalam beragama.
Amanda sebelumnya telah melalui tahapan seleksi dan pelatihan intensif yang dilaksanakan pada 31 September 2024 di Bogor. Setelah pelatihan, ia mengimplementasikan dan mengampanyekan nilai-nilai moderasi beragama di Provinsi Bengkulu, sebuah upaya untuk mendapat pengakuan nasional dalam acara penghargaan di Bekasi (11/11).
Dalam acara tersebut, hadir Direktur KSKK Madrasah Muchamad Sidik Sisdiyanto dan Dirjen Pendidikan Islam Kemenag RI, Prof. Dr. H. Abu Rokhmad, M.Ag., serta para Kepala Bidang Pendidikan Madrasah Kanwil Kemenag, Kepala Kantor Kementerian Agama dari berbagai kabupaten/kota, dan kepala madrasah dari masing-masin provinsi yang diundang.
Dirjen Pendidikan Islam, Prof. Dr. H. Abu Rokhmad, M.Ag., dalam berbagai hal, menekankan pentingnya peran generasi muda dalam menyebarkan nilai-nilai moderasi beragama. “Kita memiliki tantangan dalam menstimulasi cara pandang masyarakat terhadap perbedaan. Dengan adanya Inisiator Muda Moderasi Beragama, harapannya adalah nilai-nilai moderasi beragama dapat disampaikan dan mengantisipasi cara memandang intoleran di lingkungan madrasah dan masyarakat,” ujarnya.
Rahayu, M.Pd., Kepala MAN 2 Kota Bengkulu, turut ikut serta dalam kegiatan dan menyampaikan kebanggaannya atas prestasi Amanda. Menurutnya, kegiatan penobatan Duta Inisiator Muda Moderasi Beragama merupakan langkah yang tepat dalam memperkuat peran siswa untuk menyebarkan nilai-nilai moderasi beragama di lingkungan sekolah khusunya dan masyarakat. “Prestasi ini sangat membanggakan dan berharap Amanda dapat menjadi inspirasi bagi siswa lain dalam menegakkan toleransi dan moderasi di tengah perbedaan”. Ungkapnya.
(YS-NAD_humasmanduakobe/PopiHumas)