Oman Fathurrahman : Peran Humas, Tidak Bisa Diabaikan

Banten (Inmas) - Inspektorat Jenderal Kementerian Agama RI menggelar acara "Ngopi Bareng" pegiat medsos pengawasan bidang pendidikan. Kegiatan yang mengambil tema "Monitoring Isu Kementerian Agama di Medsos dan Mitigasinya." digelar di Pusdiklat Kementerian Agama RI Ciputat Tangerang Selatan Banten. Selasa, (10/3/2020).

Hadir sebagai nara sumber adalah Staf Ahli Menteri Agama RI Bidang Manajemen Komunikasi dan Informasi  Oman Fathurrahman. Dalam kesempatan itu, Oman memaparkan, bahwa sekarang zaman sudah berubah, komunikasi dan informasi merupakan instrumen yang sangat penting dalam menjalankan tugas humas. Sehingga humas menjadi salah satu unit yang perannya sangat dibutuhkan di jajaran Kemenag saat ini, dan peran serta kinerjanya tidak bisa diabaikan. ‘’Karenanya kita perlu melakukan penguatan-penguatan dalam mengelola informasi kehumasan untuk mengatur informasi. Sehingga kita tidak salah dalam menyampaikan informasi ke publik,’’ kata Oman.

Menurut Oman, Kemenag memang harus hadir dalam konteks kehumasan di ruang publik termasuk di ruang Medsos. Karena pentingnya peran agama di Indonesia, semua aspek kehidupan masyarakat sangat dipengaruhi oleh nilai agama. Sehingga perlu cara pandang sikap dan tindakan serta kebijakan yang bisa menjadi pedoman dalam atasi konflik.

‘’Transformasi humas kemenag dalam menghadapi isu adalah jangan hanya menjadi pemadam kebakaran, istilahnya ya?. Tetapi bagaimana humas harus menjadi siaga dini dalam menghadapi isu agama,’’ ujar Oman yang juga juru bicara Menag RI ini.

Selain itu ditambahkan Oman, ketika humas sudah memiliki data. Maka humas tidak mengutip media, tetapi sebaliknya media yang harus mengutip Kemenag melalui humas. Peran humas dalam pemberitaan juga jangan datar, namun bagaimana humas bisa melakukan pembedahan berita yang paling pokok melalui berita kerangka arah kebijakan terutama kerukunan umat beragama.

‘’Misalnya Kakanwil Kemenag membuka dan menghadiri kegiatan. Jangan itu yang ditulis beritanya, tetapi ‘’so what’’ maksudnya tanyakan pada diri kita sendiri, berita pokoknya apa?,’’ imbuh Oman mencontohkan.

Oman juga meminta agar humas tidak pasif dengan menunggu arahan, harus proaktif dalam menyampaikan berita, serta jangan biasanya hanya formalistic. Namun yang terpenting saat ini adalah bagaimana humas harus mitigatif, aktif, dan responsif.

‘’Memang ya, untuk melakukan langkah itu. Saat ini humas banyak mengalami kendala, terutama dalam anggaran dan SDM yang lemah. Karenanya, saya akan coba komunikasikan dengan pimpinan. Yang terpenting untuk tahap awal ini, kita melakukan pemetaan dulu, untuk cari tahu masalahnya. Kalau sudah tahu masalahnya, nanti kita duduk bersama untuk mencari solusi. Baik solusi panjang panjang dan jangka pendek,’’ jelas Oman.

Namun demikian dengan kondisi SDM dan anggaran yang minim, Oman mengharapkan agar aparatur humas tetap meningkatkan kinerja. Mengingat beban kerja di Kemenag RI sudah didepan mata, artinya tugas humas berat.

‘’kalau kita melihat anggaran, khusus humas memang kurang. Tetapi kalau kita melihat beban kita di Kemenag dan SDM yang banyak. Sebenarnya anggaran yang ada, sudah besar, tetapi alokasinya yang kurang maksimal. Yang perlu kita lakukan sekarang adalah sinergi dulu, dengan pendanaan di suport dengan bidang yang lain. Toh, ini kan untuk rumah kita Kemenag,’’ demikian Oman. (Tatang).  

 

 


TERKAIT

Wilayah LAINNYA