MTsN 2 Seluma Peringati Maulid Nabi Muhammad SAW tahun 1441 H

Seluma (Inmas) – Kata Maulid berasal dari bahasa Arab yang beratrti lahir, peringatan Maulid Nabi Muhammad Saw merupakan suatu tradisi yang berkembang setelah Nabi SAW wafat, dengan di peringatinya Maulid Nabi Saw ini yang merupakan suatu wujud ungkapan rasa syukur dan kegembiraan serta penghormatan kepada sang utusan Allah karena berkat jasa beliau ajaran Agama Islam sampai kepada kita.

“Selain sebagai ekspresi rasa syukur atas kelahiran Rasulullah SAW., substansi dari peringatan Maulid Nabi adalah mengukuhkan komitmen loyalistas dan kecintaan kita ummat islam pada beliau,”ungkap H. Serahan pada tausiahnya.

Kalimat itulah sebagai pembuka dalam Tausiah yang disampaikan oleh Ustadz H Serahan, S.Pd.I pada peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW yang diperingati oleh keluarga besar Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) 2 Seluma pada hari Sabtu, 16/11/19 dua hari yang lalu.

Selain mengenalkan pada siswa siswi MTsN 2 Seluma tentang tujuan dari peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW, H. Serahan pun menyampaikan beberapa Hikmah dari perayaan Maulid Nabi tersebut yang perlu diketahui oleh siswa siswi MTsN 2 Seluma khususnya dan para undangan dan seluruh yang hadir pada umumnya.

Lanjut H. Serahan, setidaknya ada 5 hikmah yang harus kita ketahui dari peringatan ini, yakni

Yang pertama Peringatan Maulid Nabi SAW mendorong orang untuk membaca shalawat, dan shalawat itu diperintahkan oleh Allah Ta’ala, “Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Wahai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kalian untuknya dan ucapkanlah salam sejahtera kepadanya.” (QS Al-Ahzab: 56).

Dan yang kedua Peringatan Maulid Nabi SAW adalah ungkapan kegembiraan dan kesenangan dengan beliau. Bahkan orang kafir saja mendapatkan manfaat dengan kegembiraan itu (Ketika Tsuwaibah, budak perempuan Abu Lahab, paman Nabi, menyampaikan berita gembira tentang kelahiran sang Cahaya Alam Semesta itu, Abu Lahab pun memerdekakannya. Sebagai tanda suka cita. Dan karena kegembiraannya, kelak di alam baqa’ siksa atas dirinya diringankan setiap hari Senin tiba).

Demikianlah rahmat Allah terhadap siapa pun yang bergembira atas kelahiran Nabi, termasuk juga terhadap orang kafir sekalipun. Maka jika kepada seorang yang kafir pun Allah merahmatikarena kegembiraannya atas kelahiran sang Nabi, apalagi anugerah Allah bagi umatnya yang beriman dan bertakwa.

Yang ke tiga lanjut H. Serahan Hikmah Maulid nabi Meneguhkan kembali kecintaan kepada Rasulullah SAW. Bagi seorang mukmin, kecintaan terhadap Rasulullah SAW. adalah sebuah keniscayaan, sebagai konsekuensi dari keimanan. Kecintaan pada utusan Allah ini harus berada di atas segalanya, melebihi kecintaan pada anak dan isteri, kecintaan terhadap harta, kedudukannya, bahkan kecintaannya terhadap dirinya sendiri. Rasulullah bersabda, “Tidaklah sempurna iman salah seorang dari kalian hingga aku lebih dicintainya daripada orangtua dan anaknya. (HR. Bukhari).”

Adapun yang ke empat adalah dengan Meneladani perilaku dan perbuatan mulia Rasulullah SAW. dalam setiap gerak kehidupan kita. Allah SWT. bersabda : “Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah. (QS. Al-Ahzab: 21)” Kita tanamkan keteladanan Rasul ini dalam keseharian kita, mulai hal terkecil, hingga paling besar, mulai kehidupan duniawi, hingga urusan akhirat. Tanamkan pula keteladanan terhadap Rasul ini pada putra-putri kita, melalui kisah-kisah sebelum tidur misalnya. Sehingga mereka tidak menjadi pemuja dan pengidola figur publik berakhlak rusak yang mereka tonton melalui acara televisi.

Yang terakhir, dengan Maulid Nabi kita sudah Melestarikan ajaran dan misi perjuangan Rasulullah, dan juga para Nabi.

Diakhir Tausiyahnya H. Serahan menceritakan ada satu pesan Rasulullah pada saat rasulullah sebelum menghembuskan nafas terakhir, Rasul meninggalkan pesan pada umat yang amat dicintainya ini. Beliau bersabda : “Aku tinggalkan pada kalian dua hal, kalian tidak akan tersesat dengannya, yakni Kitabullah dan sunnah Nabi-Nya sallallahu alaihi wa sallam” (HR. Malik).


TERKAIT

Wilayah LAINNYA