Bengkulu Tengah (Inmas) --- MAN Insan Cendekia Bengkulu Tengah membuat program Tahfidul Quran sebagai agenda yang direncanakan akan diselenggarakan tiap tahunnya pada bulan Ramadhan. Tahun 2018 yang bertepatan dengan tahun 1439 Hijriah, merupakan tahun perdana penyelenggaraan program yang akan menelurkan hafidz dan hafidzah tersebut.
Madrasah yang dikepalai oleh Imam Ghozali, menggandeng lembaga Bengkel Al-Quran Al-Muyassar yang bermarkas di Tanggeran Selatan, Banten, sebagai mitra yang menyiapkan ustadz dan ustadzah yang sudah berkecimpung di bidang tahfidz untuk intensif membimbing siswa-siswi MAN Insan Cendekia Bengkulu Tengah mencapai target hafalannya. Ustadz dan ustadzah yang membimbing program tersebut diantaranya Nur Rohibul Muna, Amiludin, Sukardi Hasan, Rahmi Masruroh, Fitrotul Muzayyanah, dan M. Firdaus.
Program Tahfidul Quran yang diselenggarakan MAN Insan Cendekia (IC) satu-satunya di provinsi Bengkulu tersebut, dibuka langsung oleh Kepala Madrasah MAN IC yakni Imam Ghozali, M.Pd. pada acara pembukaan di hadapan siswa-siswi pada pagi hari bertepatan tanggal 16 Mei 2018 di Gedung Serba Guna MAN IC. Siswa-siswi sangat antusias dengan adanya program tersebut karena memiliki cita-cita menjadi Tahfidz dan mampu membanggakan kedua orang tuanya. Setelah acara pembukaan tersebut, disusul dengan ramah tamah dan taaruf antara Ustadz dan Ustadzah dengan siswa-siswi MAN IC Bengkulu Tengah.
Menjelang waktu dhuhur pada hari pembukaan, terdapat acara Stadium General tentang Tahfidul Quran yang disampaikan oleh Nur Rohibul Muna yang sekaligus menjadi Manajer di lembaga Bengkel Al-Quran Al-Muyassar tersebut. Acara tersebut bertujuan untuk meluruskan kembali pola pikir yang benar tentang tahfidz. Ustadz Rohib, panggilan akrab beliau, menyampaikan pola pikir yang benar dengan memahami ilmu dasar dari membaca Al-quran yang benar seperti Makhorijul huruf, Sifat huruf, Tajwid, dan lain-lain. Acara tersebut kemudian diakhiri dengan sholat dhuhur berjamaah bersama ustadz dan ustadzah yang telah mengenyam hafalan 30 juz tersebut.
Jadwal yang disusun oleh panitia yang diketuai oleh Ahmad Syaefuddin, didukung oleh Lili Supriyanto sebagai sekretaris dan Imam Hanuji sebagai anggota bersama pembina asrama dan ustadz serta ustadzah dari Bengkel Al-Quran Al-Muyassar, dimulai dari dini hari jam 03.00 WIB bangun sahur yang diawali dengan sholat tahajud. Setelah selesai makan sahur, seluruh siswa melaksanakan sholat shubuh berjamaah dan diakhiri dengan kultum shubuh oleh siswi sesuai jadwal yang telah ditentukan pembina asrama, yakni M. Luqman Khakim dan Halimatul Azzah, serta membaca Asmaul Husna secara bersama.
Rangkaian kegiatan Tahfidul Quran dilanjutkan dengan bersih-bersih diri dan lingkungan serta pukul 07.00 WIB siswa-siswi diharuskan untuk bersiap dan sampai di Asrama Putera baru sebagai tempat karantina selama 20 hari kedepan. Kegiatan diawali dengan Sesi I yaitu menghafal dan diakhir sesi tersebut diharuskan untuk menyetor hafalan kepada ustadz atau ustadzah pendamping yang sudah ditentukan. Kegiatan Sesi I diakhiri dengan sholat dhuha berjamaah sekaligus istirahat sejenak bagi peserta tahfidz.
Kegiatan setelah istirahat dhuha tersebut yaitu Sesi II, masih sama konsepnya dengan Sesi I tadi. Perbedaannya, kegiatan tersebut diakhiri dengan istirahat lebih lama dengan tidur sejenak di siang hari atau disebut Qoilulah. Kemudian kegiatan dilanjut sholat dhuhur berjamaah dan melanjutkan dengan Sesi III dengan konsepnya yang sama seperti sesi-sesi sebelumnya. Kemudian kegiatan dilanjutkan sholat ashar berjamaah dan melanjutkan Sesi IV dengan konsep yang sama seperti sesi sebelumnya. Kegiatan Sesi IV diakhiri dan dilanjut dengan bersih-bersih diri dan lingkungan dilanjutkan dengan persiapan berbuka.
Adzan maghrib berkumandang, menandai waktunya berbuka puasa pada hari tersebut. Siswa-siswi mengawali berbuka dengan makanan takjil dan dilanjutkan sholat maghrib berjamaah. Setelah itu, waktu yang ditunggu-tunggu yakni makan besar berbuka puasa. Kegiatan sambil menunggu waktu isya dan tarawih, dihabiskan siswa-siswi untuk membaca al-Quran, murojaah (mengulang) hafalan, atau sekedar bercengkerama dengan teman-teman untuk refreshing.
Waktu isya dan tarawih tiba, siswa-siswi bergegas mengambil wudhu dan bersiap diri untuk melaksanakan sholat tersebut. Jumlah rakaat tarawih yang diselenggarakan di MAN IC Bengkulu Tengah yakni 20 rokaat. Bagi siswa atau siswi yang meyakini atau terbiasa di rumah tarawih 8 rakaat dibolehkan untuk mundur dari shaf setelah selesai 8 rakaat dan melanjutkan dengan aktivitas positif lainnya untuk mengisi ramadhan misalnya dengan murojaah. Khilafah jumlah rokaat tarawih tidak dipermasalahkan di MAN IC Bengkulu Tengah. Justru hal tersebut menjadi ajang pembelajaran tentang menghargai perbedaan yang nantinya harus diterapkan di masyarakat setelah lulus dari madrasah di Bengkulu Tengah tersebut.
Setelah sholat isya dan tarawih berjamaah, kegiatan dilanjutkan dengan Sesi V yang sekaligus menjadi sesi terakhir yang menjadi rutinitas anak 20 hari kedepan. Sesi terakhir ini diisi dengan kuliah umum tentang dasar ilmu Al-Quran, seperti Makhorijul huruf, Sifat huruf, Tajdwid, dan lain-lain secara mendetail lebih dalam dari penjelasan di awal pada Stadium General di hari pembukaan. Kegiatan tersebut sekaligus menutup serangkai kegiatan dan siswa-siswi istirahat total sampai menjelang sahur kembali.
Serangkaian kegiatan Tahfidzul Quran tersebut diharapkan mampu mengenalkan konsep berkaitan dengan cara menghafal quran yang benar dan selanjutnya diterapkan sendiri dalam kehidupan anak di asrama MAN IC Bengkulu Tengah dibimbing oleh pembina asrama. Selain memiliki hafala 4 juz yang menjadi target lulusan MAN IC Bengkulu Tengah, siswa-siswi diharapkan mampu membaca al-Quran dengan benar setelah program tahfidz tersebut. Menjadi manusia yang mencintai al-Quran, memiliki akhlakul karimah, tumbuhnya adab seorang penuntut ilmu, dan mampu mengajarkan al-Quran kepada lainnya merupakan satu serangkaian tujuan yang tidak hanya diharapkan, tetapi harus diwujudkan dengan kerja keras dan dukungan dari semua pihak baik orang tua maupun madrasah. (Cici)